Wajahku berubah panas, jika saja ada cermin di hadapanku, mungkin aku bisa melihat wajahku yang berubah merah.Sumpah demi apa? Aku sangat malu sekaligus takut.“Ka-kau!”“Kenapa kau ada di sini?” tanyaku.Dia mengangkat sebelah alisnya.“Sudah kubilang tadi, kita akan bertemu lagi. And then … lihatlah! Kita berada di dalam satu ruangan yang sama!” jawabnya.Aku tertegun, apakah dia pak Galang? Bosku? CEO perusahaan ini? Ya Tuhan … jika benar, aku harus bagaimana dengan posisiku?“Ariana!” Dia tersenyum, dan aku menunduk.“Aku minta maaf, aku tidak sengaja,” ucapku.“It’s ok, ini normal, kok. Nggak bisa kentut, berarti tidak sehat,” sahutnya.Suasana berubah hening, aku terus saja menunduk. Aku tidak memperhatikan sedang apa pemuda itu.“A-aku akan melanjutkan pekerjaanku,” ujarku.Aku kembali mengerjakan pekerjaanku. Begitu canggung berada dalam satu ruangan bersama orang yang beberapa kali bertemu, dan … aku pernah menamparnya. Aku tidak pernah menyangka sedikit pun, bahwa aku akan
Last Updated : 2025-09-14 Read more