All Chapters of Bangun Sebagai Putri Sang Penguasa : Chapter 121 - Chapter 130

“Liam!” Rosalie memanggil sambil mengetuk pintu kamar Liam. Suaranya berbisik, tapi Rosalie yakin ketukan pintunya bisa didengar oleh si empunya ruangan di dalam sana.Terbukti. Hanya satu kali percobaan ketukan yang dilakukan oleh Rosalie dan pria itu membukakan pintu untuknya tak lama kemudian. Liam memandang aneh. Rosalie jarang bertamu ke kamarnya, jadi agak mengherankan saat Rosalie datang malam-malam.“Aku ingin berbicara denganmu sebentar. Maukah kau ikut denganku?” Wajah Rosalie terlalu bersemangat untuk ditolak, tapi di waktu bersamaan Liam juga merasa familier dengan kalimat itu.Seperti pernah mendengar kalimat yang serupa. Tidak sadar bahwa itu adalah permintaan yang sama saat dirinya memberi Rosalie hadiah di hari ulang tahun Rosalie.“Tentu. Kau bisa masuk ke kamarku kalau ingin membicarakan sesuatu.” Liam sudah membuka pintunya lebar-lebar, tapi Rosalie langsung menggelengkan kepala terburu-buru.“Tidak. Aku ingin berbicara di tempat lain. Ikutlah sebentar saja.” Rosal

Selama ini Rosalie selalu berusaha menjalankan pekerjaannya dengan baik. Karena apa? Karena Rosalie tidak ingin menjadi beban siapa pun.Setelah menyandang nama Syl Hampton di belakang namanya, Rosalie tidak mau orang-orang menganggapnya mendapatkan nama itu hanya karena keberuntungan. Itulah kenapa dirinya bekerja sangat keras. Belajar banyak hal berusaha mengejar ketertinggalannya dari Liam.Rosalie tidak mau nama itu sebatas disematkan kepadanya hanya karena begitu kenyataannya. Rosalie ingin berguna. Ingin bisa diandalkan. Jadi dirinya menerima semua pekerjaan, mempelajari hal-hal baru, hampir tidak pernah mengeluh.Tapi untuk pertama kalinya pekerjaan-pekerjaan itu menjadi sesuatu yang sangat mengganggu di mata Rosalie. Dirinya baru tiba di kantor dan sudah ada setumpuk pekerjaan menunggunya di ruangan.“Apa baru sekarang aku iri dengan Lucy yang begitu manja dan bisa mendapatkan apa pun tanpa harus bekerja keras?” Rosalie mendesah kesal. Tiba-tiba ingin menjadi putri raja tanpa

Itu bukanlah patah hati pertama Rosalie, tapi entah bagaimana rasanya jauh lebih menyakitkan dari yang sebelumnya. Rupanya dirinya belum familier dan terbiasa dengan rasa sakit semacam itu.Apa yang dilakukan Alex kepadanya sangat menyakitkan. Itu tidak termaafkan. Rosalie tidak akan bisa memikirkan hal-hal yang jauh lebih menyakitkan daripada perbuatan Alex. Pria itu mematahkan hatinya menjadi berkeping-keping.Tapi setelah semua yang terjadi, Liam seakan datang dan mengambil setiap kepingan-kepingan itu. Menyatukannya kembali agar Rosalie bisa sekali lagi melihat utuh dalam dirinya. Pria itu membuatnya tidak lagi terasa seperti itu pernah retak dan hancur berantakan.Dan itulah yang membuat patah hati Rosalie terhadap Liam jauh lebih parah. Karena pria itu yang menyatukan kepingan hatinya yang berantakan. Pria itu yang memolesnya, memberi plester luka, memperkenalkan kata baik-baik saja yang tidak Rosalie duga akan ia dapatkan lagi.Pria itu membuatnya kembali utuh dan sekarang … di

Setelah mengamati dengan sangat teliti, Greyson akhirnya memutuskan memang ada yang tidak beres antara Rosalie dan Liam. Putra-putrinya itu seperti merahasiakan sesuatu. Tidak terlihat seperti biasanya.Mereka berdua tidak berbicara sama sekali di rumah selama beberapa hari belakangan. Rosalie tidak mau berangkat ke kantor bersama Liam lagi. Bahkan Liam cenderung terlihat tidak peduli. Padahal biasanya Greyson selalu melihat Liam nampak paling peduli dengan Rosalie.Karena tidak bisa mengawasi secara langsung di kantor, Greyson tidak tahu bagaimana mereka di sana, tapi kalau di rumah saja seperti itu, sudah pasti di luar tidak akan jauh berbeda.Greyson gerah sendiri dan memutuskan untuk tidak tinggal diam. Malam itu Grayson datang ke kamar Rosalie untuk memastikan semuanya. Kalau memang ada sesuatu, maka itu harus diselesaikan.Diketuknya pintu kamar Rosalie beberapa kali. Tidak menuntut. Hanya ketukan biasa. Pintu itu segera berayun terbuka tak lama kemudian. Memperlihatkan putrinya

“Jadi, Liam. Apa kau juga menyukai putriku?”Liam tiba-tiba kesulitan bernapas. Paru-parunya terasa seperti diremas. Tidak, Greyson tidak boleh mengetahuinya. Dirinya hanya perlu berbohong tentang hal itu. Tidak perlu mengakui apa yang dirasakan olehnya.Agar semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang terjadi, dirinya hanya perlu berbohong. Liam berulang kali meyakinkan dirinya sendiri tentang hal itu.Mulutnya kemudian terbuka tanpa ragu. Baru ingin berbicara saat Greyson justru kembali memecah keheningan.“Aku tidak menginginkan kebohonganmu Liam. Jujurlah kepadaku karena aku akan tahu saat kau membohongiku.”Lalu, tubuh Liam jatuh begitu saja. Kedua lututnya menghantam lantai. Tangannya berada di atas paha dengan kepala menunduk dalam. Kalau kebohongan akan melukai Greyson, maka dirinya hanya perlu meminta pengampunan untuk kejujuran yang akan diucapkannya.“Tuan, maafkan saya.” Liam berucap.Greyson diam saja di sana. Begitu terluka melihat Liam berlutut di hadapannya, tapi Greyso