Satu langkah.Dua langkah.Tiga langkah.Saat ini pria itu berdiri tegap di hadapannya, menjulang tinggi, dengan parasnya yang begitu menginginkan.Tangan kirinya terulur ke depan, tepat menyentuh pipi Evelyn yang dingin. “Lihatlah, bahkan kamu tidak bisa membedakan antara aku dan Dirga.” Katanya sambil mengusap lembut permukaan bibir Evelyn dengan ibu jarinya.Ia menaikkan satu kakinya ke tepi ranjang, “Tugasmu hanya patuh—right?” lalu ia meraih dagu Evelyn, reflek kepala perempuan itu mendongak menatap Samudra.Evelyn tidak bisa berpikir jernih, tatapannya begitu kosong. Otaknya penuh dengan banyak pertanyaan, salah satunya adalah, “Apakah kau benar-benar suamiku? Suamiku lumpuh, dia nggak bisa jalan—”Samudra tertawa kecil, “...Terus? Memangnya kalau kakiku lumpuh—nggak bisa sembuh, gitu?” ia menunduk, kemudian mendekatkan wajahnya. Dari cara memandang saja, Sam bisa tahu kalau Evelyn menahan diri dari perasaan takut.Andai saja Evelyn tidak menuruti kata hatinya sore itu, ia tidak
Terakhir Diperbarui : 2025-11-13 Baca selengkapnya