All Chapters of Bangkitnya Putri Sah: Istri Pangeran Cacat: Chapter 311 - Chapter 320

Saat membayangkan ada pasukan yang mampu mengalahkan dua puluh ribu orang dan menyusup ke Da Chu, Leng Hao Yu tak bisa menahan gemetar.Mo Xiu Yao menatap dalam. “Para jenderal yang menjaga perbatasan Da Chu ini seharusnya sudah saatnya diberi pelajaran.”Feng Zhi Yao mengangkat bahu, selama bertahun-tahun para jenderal penjaga perbatasan sudah hampir semua diganti oleh Kaisar, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa. Menumpas perampok... sepertinya juga tidak buruk... “Pangeran, kapan kita berangkat?”Karena ada perang, kenapa harus peduli apakah itu Xinjiang atau Xiling, Feng Zhi Yao bertanya dengan semangat. Mo Xiu Yao menunduk memandang jari panjangnya, berkata pelan. “Tunggu sampai orang Kaisar mengambil alih Yonglin. Kamu suruh orang bersiap dulu. Ingat... jika ada satu pun orang yang hidup keluar dari Da Chu, kamu jangan pernah bilang padaku kamu ingin ke medan perang lagi.”

“Bawahan Feng Zhi Yao memohon untuk bertemu dengan Putri.”Feng Zhi Yao melangkah masuk ke halaman kecil yang sederhana dan bersih, melihat wanita yang duduk di bawah naungan pohon membuatnya tidak bisa menahan sakit kepala.Satu menit yang lalu, saat dia sedang mengatur pertahanan di menara kota, seseorang dari pihak Putri memberitahunya bahwa Putri memanggilnya untuk berbicara, dia sudah tahu masalah akan datang. Sayangnya, meskipun dipanggil, dia belum berani untuk tidak datang. “Tuan Feng, tidak perlu terlalu formal.”Ye Li meletakkan bukunya dan menoleh sambil tersenyum. “Apakah saya mengganggu Tuan Muda Ketiga Feng?”Feng Zhi Yao tersenyum pahit. “Tidak berani, Putri memanggil Feng San, mana mungkin dikatakan mengganggu?”Ye Li mengangkat kepala, menatap Feng Zhi Yao dengan serius, lalu tersenyum. “Tuan Feng San hampir seperti orang yang

Ye Li berkata dengan tenang. “Kali ini memang karena kamu sendiri. Kita… kita adalah suami istri, bukan orang asing, tidak mungkin selalu hanya melihat sisi terbaik satu sama lain, bukan?” Mo Xiu Yao menutup mata, tersenyum tipis. “Seharusnya dikatakan kamu tidak pernah melihatku dalam keadaan sempurna.”Penampilan terbaiknya sudah tidak ada sejak sebelum bertemu dengannya. Ye Li meraih tangan yang masih kejang karena rasa sakit yang hebat, tersenyum tenang. “Bagaimana bisa? Bukankah kemarin sudah cukup baik?”Menunduk melihat bekas darah yang membeku di ujung jarinya dan luka bercak di telapak tangan, dia bertanya pelan. “Mulai kapan ini terjadi?” Mo Xiu Yao yang rasa sakitnya tampak mulai mereda tiba-tiba jadi mudah diajak bicara, beberapa saat kemudian berkata. “Menjelang fajar……”&nbs

Pengawal melapor. “Jenderal Liu Jing Yun yang baru diangkat oleh Kaisar.”Mo Xiu Yao berkata dingin, “Suruh mereka masuk.”Pengawal ragu sejenak, “Jenderal Liu belum masuk kota.”“Haruskah saya yang keluar kota menyambutnya?”Suara Mo Xiu Yao tenang tapi terasa tekanan tak terlihat yang menYe Li muti. Pengawal segera membungkuk dengan tegas. “Bawahan terima perintah!”Lalu berbalik buru-buru menyampaikan perintah. Menyuruh Pangeran keluar kota menyambut, sungguh lucu? “Siapa Liu Jing Yun ini?”Feng Zhi Yao mengusap dahinya sambil berpikir keras. Apa selama ini pengawal rahasianya memang buruk sekali, sampai-sampai tidak tahu ada jenderal kepercayaan Kaisar seperti ini?Mo Xiu Yao berkata datar. “Dia anak selir dari putra keempat Mantan Perdana Menteri Liu yang sudah meninggal, anak kesebelas di keluarga Liu. Tahun ini seharusnya berumur dua puluh tujuh tahun.”Feng Zhi Yao men

Mu Rong Shen mengerutkan alis berkata. “Jenderal Guan, Pangeran hanya memerintahkan penarikan Pasukan Kavaleri Hei Yun, kamu harus tahu Pasukan Kavaleri Hei Yun...”Guan Ting memotong dengan suara keras. “Apa Pasukan Kavaleri Hei Yun bukan prajurit Da Chu? Atau Pangeran Ding ingin menguasai pasukan untuk keuntungannya sendiri?!”Saat kata-kata terakhir, tatapan Guan Ting kepada Mo Xiu Yao hampir bisa disebut beracun.Mo Xiu Yao menopang pegangan, perlahan berdiri.Guan Ting terkejut, mundur satu langkah.Mo Xiu Yao melangkah maju dua langkah dengan langkah stabil, wajahnya tenang menatapnya dan bertanya pelan. “Jenderal Guan, apakah kamu pikir setelah beberapa tahun beristirahat di kediaman, amarahku akan lebih baik dari dulu?”Wajah Guan Ting memucat, takut menunggu pria berbaju putih yang tampak kurus itu. Apakah Mo Xiu Yao berperangai baik? Jika sekarang sepuluh orang mengenalnya, setidaknya sembilan setengah akan mengatakan dia berperangai baik.Tapi yang benar-benar mengenal Mo