Beberapa detik kemudian, Kael mengangkat kepalanya perlahan, memastikan bahwa suara langkah ketiga penculik benar-benar sudah hilang. Senyum tipis yang nyaris tak terlihat muncul di sudut bibirnya. Tubuhnya masih tampak terkulai, tapi perlahan ia duduk bersila, punggungnya tegak meski luka-luka memar masih menghiasi wajah dan tubuhnya.Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menutup mata. Seketika, hawa dingin yang samar menyebar di sekitar sel. Dari pori-pori kulitnya, seutas kabut hitam tipis perlahan merembes keluar, berputar mengelilingi tubuhnya bagai asap halus. Aura itu berdesir seperti bisikan angin, gelap namun tenang, menggetarkan udara di ruang bawah tanah yang lembap dan berbau tanah basah.Sepuluh menit berlalu. Kabut hitam itu perlahan menyusut dan meresap kembali ke tubuh Kael. Tubuhnya yang semula penuh memar kini kembali seperti sebelumnya, seolah tak pernah melalui penyiksaan apa pun. Ia membuka matanya perlahan, sorot matanya kembali tenang dan jernih, sama sekali tak me
Last Updated : 2025-10-10 Read more