Di depan rumah Maurel, mobil Luki berhenti perlahan. Maurel membuka pintu dan turun sambil membawa beberapa kantong kecil. Sebelum menutup pintu, ia menunduk sedikit ke arah dalam mobil. “Mau masuk dulu nggak? Minum dulu kek, istirahat sebentar.” tawarnya ramah. Luki langsung menggeleng halus. “Nggak usah, Rel… kita langsung pulang aja, ya. Udah agak capek.” Mbak Ajeng ikut tersenyum sopan. “Iya, lain kali aja, Maurel. Terima kasih tawarannya, ya.” Maurel mengangguk. “Oke deh, hati-hati yaaa.” “Iya.” “Dadah Rel.” Maurel menutup pintu, melambaikan tangan, lalu berbalik masuk ke rumah. Mobil Luki perlahan menjauh, meninggalkannya di depan pagar. Di dalam rumah, Gladys sedang duduk di ruang tamu, laptop terbuka, earphone di salah satu telinganya. Wajahnya fokus menatap layar, entah sedang kerja atau sekadar mengecek laporan. Ia tidak terlalu memperhatikan langkah Maurel yang baru masuk. “Kak!” teriak Maurel sambil melepas sepatu. Gladys cuma menoleh sedikit tanpa melepas pandan
Last Updated : 2025-11-21 Read more