Semua Bab Pengejaran Cinta Usai Diceraikan: Bab 61 - Bab 70

Keesokan paginya.Begitu Leo masuk ke mobil, Hans langsung menyapa dengan nada kepo, “Bos, sarapan apa yang disiapkan Nyonya hari ini?”Hans merasa dirinya benar-benar asisten teladan. Leo sudah dua hari berturut-turut pamer sarapan dari sang istri. Pada hari ketiga, Hans langsung berinisiatif membuka percakapan duluan agar bosnya tidak perlu pamer sendiri dan berakhir canggung.Tak disangka, bukannya dapat pujian, dia malah disambut lirikan tajam.Dia pun merasa sangat terpojok, apa yang salah dari perkataannya?Tadi malam, Leo tak kuasa mencium Mya. Dia sendiri pun tak paham dari mana datangnya hasrat yang begitu kuat. Saat itu Mya terlalu memikat dan dia hanya menuruti suara hatinya.Mya malah marah dan menamparnya.Mya berani menamparnya!Dia seharusnya murka, seharusnya tetap bertindak seenaknya seperti dulu, seharusnya menyiksa Mya sampai minta ampun, biar tahu konsekuensi menamparnya.Tapi, Mya menangis. Leo jarang sekali melihat air mata Mya.Dia menangis sedemikian sedih seola

William sengaja menunggu lebih dari dua jam baru kembali mengirim pesan. Saat ini, emosi Mya sudah cukup stabil.Sebenarnya berita itu tidak sepenuhnya berdampak buruk. Setidaknya semakin berat rasa kecewa Mya pada Leo, semakin cepat pula dia bisa benar-benar melepaskan diri dari perasaannya pada Leo.Mya menarik napas panjang, lalu membuka WhatsApp.[Mya, kamu baik-baik saja?]Mya segera membalas.[Aku tidak apa-apa, Kak William. Jangan khawatir.]William: [Kamu benaran tidak apa-apa?]Mya: [Iya, aku baik-baik saja.]Beberapa menit kemudian, William membalas lagi. Kali ini, dia mengirimkan detail waktu dan tempat makan malam nanti.[Aku sudah atur semuanya. Kalau kamu tidak ada masalah, kita ketemu malam ini. Tapi kalau kamu merasa belum siap, aku bisa atur ulang jadwalnya.]Mya: [Aku tidak bermasalah. Malam ini saja.]William: [Baik, sampai jumpa malam ini.]Mya: [Siap, aku akan datang tepat waktu.]William: [Jangan gugup, ada aku.]Mya menatap pesan itu, lalu menarik napas dalam.Ba

Leo belum menerima telepon ataupun pesan balasan dari Mya. Dia tidak tahu ke mana Mya pergi, tidak tahu kapan Mya akan pulang, bahkan tidak tahu apakah Mya akan pulang.Begitu terlintas kemungkinan Mya takkan pulang lagi, Leo pun tidak bisa duduk diam.Dia langsung menelepon Hans, memerintahkannya untuk memanfaaatkan semua koneksi guna menemukan keberadaan Mya sekarang juga.Hans pun mulai sibuk. Dia memeriksa CCTV kompleks perumahan, memastikan kapan tepatnya Nyonya keluar rumah. Kemudian, dia menghubungi petugas polisi untuk melacak lewat kamera jalan.Setelah lebih dari satu jam, Hans memberi Leo jawaban akurat.Itulah kenapa bisa terjadi adegan barusan.…Selen tertegun. Siapa pria ini? Kenapa wajahnya terasa familiar?Begitu William melihat Leo, dia kontan berdiri dan berjalan ke sisi Mya. Niatnya melindungi Mya tampak begitu jelas, seolah Leo adalah monster buas yang akan menelan Mya hidup-hidup.Panas di dada Leo sontak membuncah. Dia melangkah lebar dan menarik Mya berdiri.“Pu

Di ruang VIP, Charles, William, dan Selen masih duduk. Tak seorang pun dari mereka terburu-buru pergi.Setelah lama hening, Selen menyilangkan tangan di depan dada. Tatapannya penuh keyakinan seolah semua sudah bisa ditebaknya.“Katakan saja. Apa rencana kalian?”Pertanyaan itu terdengar aneh. Rencana apa? Kenapa bisa ada rencana? Apa maksud pertanyaannya?Namun, Charles dan William sama-sama mengerti. Mereka semua orang pintar, tak perlu basa-basi atau main teka-teki.William menatap Selen tajam. “Sebelum menjawab pertanyaanmu, aku harus pastikan dulu, apa rencanamu?” William tahu Selen pasti sudah punya keputusan, makanya bisa bertanya seperti itu. Namun, dia tetap ingin mendengar jawaban dari mulut Selen langsung.Selen langsung terjun ke inti pembicaraan. “Penampilan Mya sangat bagus, kemampuan aktingnya pun seharusnya bagus. Ditambah lagi, sikapnya sangat cocok denganku. Dia memang pendatang baru, tapi untuk mendapatkan berlian bagus memang butuh waktu dan tenaga. Aku punya cukup

Hans ingin sekali mengajukan kenaikan gaji. Dia seperti telah menandatangani kontrak budak. Tak peduli jam kerja atau tidak, selama ada panggilan dari bosnya, dia harus selalu siap untuk bekerja.Seperti sekarang. bosnya bertengkar dengan Nyonya hingga akhirnya mengalami patah tulang di bagian tangan. Padahal dia baru saja menuntaskan pekerjaan dan akhirnya bisa rebahan di tempat tidur, tapi lagi-lagi dipanggil untuk menjadi sopir pasangan suami istri itu.Zaman sekarang, di mana lagi bisa cari asisten sebaik, setia, dan serba bisa seperti dirinya?Kalau tidak diberi kenaikan gaji, itu jelas-jelas tak bermoral!Lewat kaca spion, Hans mengamati situasi kursi belakang.Nyonya setengah menopang tubuh bos, membantu menyangga lengan bos yang cedera. Sementara bos bersandar di pelukan istrinya. Wajahnya menampilkan ekspresi sakit bercampur senang.Hans sempat heran, kenapa bosnya malah tampak senang?Tak lama, dia segera paham alasannya.“Leo, apakah kamu masih bisa bertahan?” Nyonya bertany