All Chapters of BIRAHI SANG DOSEN: Chapter 51 - Chapter 60

“Ya sudahhh....mas istirahat aja dulu. Abis ini saya siapkan air hangat untuk mas mandi. Juga makan minum saya siapkan. Setelah itu mas istirahat aja!” cetus Maya yang memang sudah terbiasa dengan perlakuan kasar Joko.Joko diam saja tak menjawab perkataan Maya. Sambil rebahan ia membuka-buka HP nya entah apa yang liatnya.Sementara Maya berusaha mempersiapkan segala sesuatunya agar suaminya bisa segera bisa istirahat.Kita kembali ke Kota Garut....Hari itu Fitri sudah bersimpuh di depan abah dan nyainya sambil menangis tersedu Fitri meminta maaf atas kelakuannya sehingga membikin malu keluarga dengan kehamilannya yang di luar pernikahan itu.“Sekarang dimana lelaki itu, Fit?” tanya si Abah dengan wajah murka“Dia mungkin sudah kembali ke Kota, abahhh!” jelas Fitri sambil menangis menyesali semua perbuatannya selama ini yang tanpa ia pikirkan terlebih dahulu sebelumnya. Karena tergiur dan tergoda rayuan Joko yang berujung pada mala petaka ini terutama sangat mencoreng nama baik kelua

Nata, seorang ayah mertua yang teguh dan bijaksana, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan yang mengejutkan. Kabar tentang sang menantu, Joko, menghamili seorang gadis bernama Fitri, telah mencapai telinganya. Dan itu bersumber dari kedatangan kang Usep, kang Dedi dan kang Supri siang tadi di kantornya. Setelah mendengar penuturan lengkap ketiga orang itu Nata merasa kecewa dengan tindakan Joko dan memutuskan untuk meminta pertanggungjawaban dari sang menantu.Seperti diketahui bahwa Joko, laki-laki berwatak keras dan kasar, dan tanpa sepengetahuan pak Nata dan ibunya Maya kalo Joko telah berlaku kasar pada putri mereka satu-satunya itu yaitu Maya. Namun, sejauh ini Maya masih menyembunyikan keburukan perangai sang suaminya itu meski hatinya menderita selama tiga tahun terakhir ini sehingga karena juga belum bisa berterus terang kepada kedua orang tuanya Maya bahkan sempat mencurahkan semuanya kepada laki-laki pertama yang membuat ia jatuh hati yaitu Ryan yang sudah beristrikan Tania. N

Tiba-tiba HP Ryan ada notifikasi masuk dan ternyata itu dari pak wakil dekan.“Halo pak Ryan lagi dimana?”‘Saya lagi di ruangan saya pak!” balas Ryan sambil menatap Maya yang masih menangis pelan“Bisa ke ruangan saya sebentar?” perintah pak wakil dekan“Owh baik pak, saya segera ke sana!”“Ok, ditunggu!”“May, aku dipanggil pak wakil dekan, akau disuruh ke ruangannya sekarang! Ucap Ryan sambil mengusap air mata Maya di pipinya.“Ehhmmm...makasih ya mas dah mo dengerin curhat saya!” balas Maya memaksa tersenyum sambil merapihkan wajahnya yang terlihat sembab karena lama menangis.“Kamu gapapa kan ya?” tanya Ryan lagi masih khawatir dengan keadaan mental Maya“Aku gapapa mas, sudah sedikit plong karena sudah cerita ke mas Ryan!” balas Maya“Mas gapapa ke ruangan pak wakil dekan, khawatir mas Ryan sudah ditunggu oleh beliau,” lanjut Maya lagi mempersilakan agar Ryan segera ke ruagan pak wakil dekan.“Aku duluan ya May!” ucap Ryan sambil mengelus pipi MayaMaya pun tersenyum dan mengang

Ryan, yang memiliki minat dalam penggunaan teknologi di dalam kelas, berencana untuk mengunjungi pusat inovasi teknologi di Cambridge. Dia berharap dapat belajar tentang teknologi terkini yang digunakan dalam pengajaran, seperti penggunaan kecerdasan buatan dan virtual reality. Dia juga berencana untuk menghadiri kuliah-kuliah terbuka yang relevan dengan bidangnya.Teddy, yang memiliki minat dalam pengembangan kurikulum, ingin belajar tentang pendekatan Cambridge dalam merancang kurikulum yang menarik dan relevan. Dia berencana untuk mengunjungi perpustakaan dan mengakses sumber daya pendidikan yang ada di Cambridge untuk mendapatkan inspirasi dalam merancang kurikulum fakultas mereka.Usai rapat internal mereka bertiga, pak teddy ijin pamit pulang duluan karena harus pegi mengantar sang istri untuk berobat yang kabarnya sedang sakit. Sehingga tinggallah Ryan dan Maya berdua saja di ruangan itu.“Wah, penganten baru terpaksa siap LDR-an nih sepekan!” ledek Maya ke Ryan sambil mengedip

Hari perjalanan tiba, dan ketiganya berangkat ke Cambridge dengan hati yang penuh semangat. Begitu tiba di sana, mereka disambut oleh staf dari Cambridge University dan diberikan jadwal kunjungan yang terorganisir dengan baik. Setiap harinya mereka menghadiri kuliah-kuliah, seminar, dan diskusi dengan dosen dan mahasiswa Cambridge.Ryan sangat terkesan dengan pendekatan Cambridge dalam menggunakan teknologi dalam pengajaran. Dia menghadiri kuliah yang membahas tentang penggunaan platform online untuk membantu siswa dalam belajar mandiri. Ryan mendapatkan wawasan yang berharga tentang bagaimana teknologi dapat memperluas aksesibilitas pendidikan dan meningkatkan interaksi antara dosen dan mahasiswa.Sementara itu, Maya menjalin hubungan dengan mahasiswa Cambridge yang juga tertarik dengan inklusivitas pendidikan. Mereka berbagi pengalaman dan ide tentang bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di kampus mereka. Tania terinspirasi oleh upaya kolaboratif yang dilakukan ole