All Chapters of BIRAHI SANG DOSEN: Chapter 71 - Chapter 80

“Mas, bangun mas. Ini sudah jam 8 pagi!” ucap Tania mengusap pundak sang suami yang nampak masih terlelap tidur. Efek bercinta dengan sang istri tadi malam yang dahsyat dimana sangat menguras energi sehingga tidak aneh kalo paginya Ryan terlihat pules banget tidurnya. Tania akhirnya tak tega untuk terus membangunkan Ryan dari lelapnya, sehingga Tania pun kembali ke dapur untuk memasak persiapan sarapan pagi untuk sang suami.Usai beres memasak di dapur, Tania kembali lagi ke kamar untuk mengecek kondisi tidurnya Ryan. Ternyata laki-laki tampan mirip bintang film ‘Speed’ Keanu reeves itu masih juga terlelap tidur.“Hemm...mas Ryan masih juga tertidur. Abisnya semalem tenagamu dihabiskan semua sih!” gumam Tania dalam hati sambil tersenyum menatap wajah tampan suaminya itu. Ia pun membelai rambut Ryan dan mencium pipi sang suami. “Cupppp....!”Mendapat kecupan mesra pagi itu Ryan mulai menggeliat dari lelap tidurnya.“Hoammm.....,” suara Ryan menguap begitu kencang sambil kedua tanganny

Hari-hari berikutnya, Maya sering mengunjungi rumah Setyo dan Tasya. Mereka berdua merasa begitu senang dan bersyukur atas kehadiran Maya dalam hidup mereka. Maya membantu Tasya dengan tugas sekolahnya, membacakan cerita sebelum tidur, dan menghabiskan waktu bermain bersama. Kedekatan mereka semakin erat, dan Maya merasa seperti menjadi bagian dari keluarga Setyo.Setyo juga merasa beruntung memiliki Maya sebagai teman dan sosok yang begitu dekat dengan Tasya. Maya membantu meringankan beban Setyo sebagai seorang ayah tunggal dan memberikan dukungan yang luar biasa bagi mereka berdua.Suatu hari, Maya dan Tasya berjalan-jalan di taman dekat rumah Setyo. Mereka tertawa dan berbicara tentang berbagai hal, seolah tidak ada kesibukan lain yang mengganggu mereka."Tante Maya, aku senang kamu ada di sini. Aku merasa seperti punya dua ibu!"Maya tersenyum penuh kasih, "Terima kasih, Tasya. Kamu juga adalah sosok putri kecil yang istimewa bagiku. Aku sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hi

Akhirnya terlaksana juga mereka bertiga untuk melakukan perjalanan liburan menuju kota Subang dan Bandung dengan menggunakan mobil Maya."Ayo, sayang, kita berangkat sekarang!" ajak Maya dengan penuh semangat.Tasya yang sudah tidak sabar untuk liburan, dengan riang menaiki mobil dan duduk di kursi belakang. Dia bersemangat untuk mengunjungi tempat-tempat baru bersama Maya dan ayahnya yang sangat ia sayangi.“Biar aku dulu yang bawa ini mobilmu yah!” pinta Setyo agar ia saja yang menyetir mobil Maya.Perjalanan mereka dimulai dari Jakarta menuju Sari Ater Subang. Jalanan siang itu cukup lancar, dan suasana di dalam mobil penuh dengan kegembiraan. Setyo mengemudikan mobil dengan hati-hati, sementara Maya dan Tasya menyanyikan lagu-lagu kesayangan mereka.Setelah beberapa jam berkendara akhirnya mobil mereka pun tiba di Sari Ater. Hari sudah mulai senja ketika Maya, Setyo, dan Tasya tiba di Sari Ater Subang. Sesampainya di Sari Ater, mereka melanjutkan perjalanan menuju penginapan tempa

Seperti diketahui pada beberapa episode sebelumnya, bahwa Joko telah ketahuan menghamili Fitri seorang perempuan dari Garut. Dengannya Joko sudah harus berkomitmen untuk bertanggung jawab atas segala perbuatannya itu, terlebih lagi baik dari pihak keluarga Joko sendiri serta kedua orangtua Maya sudah bersepakat untuk segera menikahkan Joko dengan Fitri di Garut. Sedangkan Maya sudah mengurus perceraiannya dengan Joko untuk memudahlan jalan Joko agar bisa segera menikahi Fitri plus sekaligus melepaskan cengkeraman Joko kepada Maya selama tiga tahun pernikahan mereka. Buat Maya ini jalan pembuka bagi dirinya untuk meniti jalan kebahagiaannya yang baru yang sangat mungkin akan ia lalui nantinya bersama Setyo dan putri cantiknya, Tasya.Hari itu Joko menyempatkan diri pulang ke rumah dan berusaha berbincang dengan sang istri, Maya. Joko sendiri masih merasa gamang untuk melepaskan Maya, namun Maya memang sudah tidakn ingin hidup bersama dengan Joko lagi. Tak ada lagi rasa cinta yang tersi

Akhirnya, Maya dan Joko memutuskan untuk berjalan maju dalam hidup mereka. Mereka menyimpan kenangan indah bersama, namun juga membuka hati untuk menerima cinta baru dan kesempatan untuk bahagia kembali. Keputusan yang berat telah diambil, dan kini mereka menapaki jalan menuju kebebasan dan kebahagiaan yang baru.Pagi itu, Maya duduk di teras rumahnya sambil menatap taman di depannya. Pikirannya terus menerus berputar tentang perasaannya terhadap Setyo, seorang duda keren beranak Tasya yang telah memikat hatinya. Dia merasa semakin yakin bahwa dia ingin berkomitmen dengan Setyo dan menjadi ibu bagi Tasya.Sementara itu, Setyo sibuk bekerja di kantornya. Dia tak henti-hentinya tersenyum mengingat pertemuan terakhirnya dengan Maya. Perasaan mereka berdua terhadap satu sama lain semakin jelas, dan Setyo merasa bahagia bahwa mereka bisa saling mengisi kekosongan dalam hati mereka.Setelah bekerja, Setyo menghabiskan waktu bersama Tasya di taman bermain. Melihat senyum manis putrinya, dia