All Chapters of BIRAHI SANG DOSEN: Chapter 61 - Chapter 70

Beberapa hari ditinggal pergi sang suami, Tania sebenarnya mulai merasa kesepian sehingga untuk membunuh rasa rindu dan kesepiannya itu beberapa kali Tania mencoba mengecek kondisi Ryan selama di tanah orang yaitu di Cambridge, Inggris dengan menelpon sang suami. Yang menjadi kekhawatiran Tania adalah posisi Ryan yang didampingi Maya selama tugas sepekan di Inggris. Ini sangat membuatnya cemas dan cemburu Tania terhadap Maya yang menurutnya akan mengambil keuntungan dari keadaan tersebut. Beberapa kali juga Tania sempat melihat ambil mengecek stasus WA baik sang suami serta Maya masih terlihat wajar-wajar saja sehingga sedikitnya membuat Tania agak tenang. Padahal Tania tidak tau apa yang sebenarnya terjadi bahwa Ryan dan Maya benar-benar memanfaatkan kebersamaan mereka itu selama di Inggris baik untuk menjalankan tugas studi bandingnya mereka berdua juga sekaligus melampiaskan hasrat mereka berdua untuk bercinta selama ada kesempatan dan selama belum kembali ke Indonesia. Parahnya

“Cuppp.....!” Tania tak mampu mengelak apalagi menepisnya juga ada rasa tak tega melihat Robi masih sangat terlihat untuk menginginkannya.Tubuh dan tangan Tania seketika mulai terasa dingin bergetar dengan sentuhan tangan Robi itu.Karena posisi tempat mereka bercengkerama di cafe itu memang terletak paling belakang dan lumayan tertutup dari pendangan pengunjung lain di cafe itu maka Robi merasa punya peluang untuk mendekati dan mulai merayu Tania untuk mau menerima kemesraan yang Robi tawarkan di momen itu.Perasaan Tania berkecamuk apalagi beberapa hari ini ia sedang merasakan kesepian selama Ryan bertugas di luar negeri. Meski sejauh ini Ryan belum juga berhasil memperawaninya karena masih adanya ketakutan di diri Tania padahal ia telah resmi menjadi istri seorang Ryan. Robi perlahan mengelus leher berjenjangnya Tania yang putih mulus itu dan kemudian ia mulai menciumnya lembut.“Aku sayang kamu Tania!” bisik mesra Robi perlahan di dekat telinga Tania“Masss....eshhh....!” Tani

“Masss...udah ya mass....jangan diterusinnn!” pinta Tania dengan suara pelan meski matanya nampak sayu yang berarti Tania sedang perang batin antara menerima terus rangsangan kenikmatan yang dtawarkan Robi atau mengikuti rasa bersalahnya kepada Ryan. Namun, malam itu nampaknya memang tidak berpihak kepada pertahanan Tania melainkan nafsu dan hasrat menggeloralah yang menguasai mereka berdua di sofa besar itu.“Gapapa sayanggg...nanti kamu juga akan merasakan nikmat luar biasa, Tania!” balas Robi sambil mulai menyerang bagian selangkangan Tania. Daster bagian bawah sudah ia singkap sehingga terpampang paha mulus Tania serta CD putih yang terlihat sudah basah di bagian tengahnya. Di pinggiran CD putih itu tersembul sedikit bulu-bulu jembut milik Tania plus dengan aroma khas kewanitaan dan itu membuat Robi makin beringas.“Cuppp..cupp..slerpp..slerpp...arhhh...! Enak banget Tania bulu-bulu jembutmu dan lubangmu ini!” ucap Robi yang merem melek menciumi kekiri dan ke kanan paha mulus Tani

Keduanya terus berpacu meraih gairah nikmat dan hasrat yang terus menggelora. Setelah puas bergumul untuk berciuman sekian menit, Maya bangun dari tindihan tubuh Ryan dan meminta gantian agar kali ini posisi Ryan yang terlentang di sofa dengan rudalnya yang kekar berurat itu telah mengacung dengan gagahnya tegak berdiri ke atas. Maya mulai menungging dan menghisap sepuasnya rudal milik Ryan itu.“Slurpp...slurppp....arghhh...!” mulut dan lidah Maya terus menjalari setiap jengkal batang tegak itu mulai dari ujung kepala hingga bagian bawah batang berbiji itu.“Arghhh...arghhh...enakkkk...Mayyy...eshhh...Arghhh!” Ryan terdengar makin meracau dengan liarnya.“Masih kuat gak mas? Atau mau sekarang dimasukin?” tanya Maya mesra dengan senyum nakal menggoda matanya pun terlihat sayu karena sudah dirasuki nafsu yang makin menggelora. “Sekarang aja Mayyy...arghh...aku gak tahan Mayyy!” pinta Ryan sambil suaranya bergetar nahan aliran yang kan siap membuncah dari batangnya itu. Kedut-kedut ter

Tiba-tiba Ryan mencium bibir sang istri dengan mesra, “Cuppp...ahhh!” Tania pun membalasnya dengan mesra pula apalagi sepekan kemarin ia terbakar rasa cemburu kepada Maya dan benar-benar kangen berhari-hari tanpa belaian dari sang suami, kesepian!Tania pun berdiri dan menggandeng tangan Ryan menuju kamar. Ryan sangat senang sekali jika meilhat Tania yang berinisiatif duluan karena selama menikah belum pernah rasanya Tania mengajak bercumbu duluan, yang ada Ryan selalu duluan yang mengajak dan bercumbu. Itu pun awalnya selalu disambt dingin oleh Tania dalam artian lambat panas istilahnya.“Duduk di ranjang mas!” perintah Tania ke Ryan sambil mengerling nakal ke arah sang suami.Ryan melongo melihat perubahan drastis sang istri saat ini. Tapi Ryan tentu sangat senang dan bergairah kalo mengalami ini setiap hari. “Kenapa tidak sejak dulu istriku kayak gini?” gumam Ryan dalam hati sambil tersenyum nakal.“Apa mungkin karena ia akhirnya merasakan kangen juga dan kesepian kemarin ini?” gu