All Chapters of JEJAK HASRAT: Chapter 21 - Chapter 30

Lalu Stevan pun membopong tubuh telanjang Julia dan meletakkan di kasur kamar hotel itu. Akhirnya percumbuan mereka pun terjadi dan kali ini tak ada dengusan kasar saat seperti Rob mencumbu Julia kemarin ini.Yang ada adalah desahan dan lenguhan manja yang keluar dari bibir Julia saat Stevan dengan penuh cinta dan kasih sayang ke seluruh bagian tubuh Julia.Tubuh mereka berdua bergulingan di atas ranjang kamar hotel itu. Mereka mencoba menumpahkan semua hasrat yang mereka punya saat itu. Terkadang tubuh Stevan yang di atas dan terkadang tubuh Julia yang di atas. Intinya Stevan memberi keleluasaan bagi Julia untuk mereguk kenikmatan bercinta yang sesungguhnya.Saat Julia bermain di atas, gerakan pinggul dan pantatnya itu diiringi oleh suara desahan dan lenguhan Julia karena baru kali ini Julia merasakan nikmat yang sesusngguhnya saat senjata tegang milik Stevan menancap begitu dalam di luabng intinya. Terkadang Julia membungkukkan tubuhnya untuk menghampiri wajah Stevan di bawahnya unt

Julia merasa terhanyut oleh pesona Tyler. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama, dan Julia merasa bahwa dia mulai merasakan koneksi khusus dengan dosen tampan itu. Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa cintanya masih untuk Stevan, dan dia merasa bersalah karena merasa tergoda oleh Tyler.Suatu malam, Tyler mengundang Julia ke apartemennya untuk membahas pekerjaan kuliah. Julia setuju, merasa bahwa ini hanya pembicaraan profesional. Namun, ketika dia tiba di apartemen Tyler, suasana menjadi lebih intim dan romantis. Tyler mencoba untuk merayunya, dan Julia merasa terjebak dalam situasi yang sulit.“Anda cantik dan seksi sekali Julia!” ucap Tyler yang duduknya sudah menempel di sisi Julia. Julia yang masih bingung dengan situasi itu menjadi terpaku belum lagi Julia masih terpana oleh ketampanan Tyler malam itu.“Cuppp...cuppp...!” Tyler tiba-tiba telah melumat bibir Julia dan Julia cuma bisa diam menerima kecupan dari Tyler.Setelah puas mencium bibir Julia, Tyler tiba-tiba menyerah

Julia tersentak oleh keberanian Brian. Dia tahu bahwa ini adalah saatnya untuk berbicara terbuka dengan dia. "Brian, kamu adalah mahasiswaku, dan aku adalah dosenmu. Ini adalah batasan yang tidak bisa kita langgar. Selain itu, hatiku sudah milik orang lain, dan aku tidak akan pernah mengkhianatinya."Brian akhirnya menerima kenyataan bahwa Julia tidak akan pernah tertarik padanya. Meskipun dia merasa kecewa, dia juga memahami bahwa Julia tetap menjaga profesionalisme dan komitmen terhadap orang yang Julia cintai.***Momen kelulusan Stevan dari kuliah adalah saat yang sangat dinanti-nantikan akhirnya telah tiba. Ia telah berhasil menyelesaikan studinya dengan prestasi yang gemilang, dan penghargaan itu membuatnya merasa sangat bangga. Namun, ada kabar lain yang membuat kebahagiaan ini bercampur dengan perasaan sedih.Setelah kelulusan, Stevan menerima tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri. Tawaran ini adalah sebuah kesempatan luar biasa untuknya, tetapi juga

Di sebuah perumahan yang tenang dan nyaman, Bu Indri dan suaminya, Yadi, telah memutuskan untuk merenovasi beberapa ruangan di rumah mereka. Yadi adalah seorang pebisnis yang sibuk, dan pekerjaannya sering membuatnya pergi dari pagi hingga larut malam. Karenanya, tanggung jawab mengawasi renovasi rumah jatuh pada Bu Indri.Suatu pagi yang cerah, Edi, seorang kuli berbadan besar dan gagah, tiba di rumah mereka bersama dua asistennya, Budi dan Dodi. Mereka membawa peralatan dan material yang diperlukan untuk memulai pekerjaan. Bu Indri yang memegang rencana renovasi dengan cermat, berkata kepada mereka, "Selamat pagi, Pak Edi, Budi, Dodi. Saya harap pekerjaan ini akan berjalan dengan lancar. Jika ada yang perlu, tolong beri tahu saya."Edi, yang pada awalnya hanya tertarik pada pekerjaan, menjawab dengan sopan, "Selamat pagi, Bu Indri. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan renovasi ini sesuai rencana."Pekerjaan dimulai, dan Bu Indri memutuskan untuk menghabiskan sebagian

Bu Indri menjawab dengan nada menggoda, "Mas lagi pengen toh, pantes pulang dulu siang ini, hihih!"Edi merasa tidak enak mendengar percakapan mereka yang penuh kemesraan. Dia merasa seperti seorang penumpang yang tak sengaja mendengar obrolan yang seharusnya tidak dia dengar. Namun, dia tidak bisa menghindar dari situasi ini.Dari dalam kamar itu, mulai terdengar suara desahan manja milik bu Indri mengisi ruangan. Diselingi suara mendengus kasar dari mulut Yadi terdengar sayup-sayup. Edi merasa semakin tidak nyaman dan ingin segera pergi dari sana namu Edi belum juga beranjak dari tempat itu karena sangat penasaran . Nampaknya Yadi sedang bergairah tinggi menyetubuhi tubuh montok Indri istrinya itu di kamar mereka. Edi Cuma bisa menelan ludahnya berkali-kali membayangkan betapa enaknya jadi suami Indri yang kapan pun bisa menikmati tubuh indah milik bu Indri.“Eshhh...ahhhh...tubuhmu nikmat banget sayangg...ahhh!” suara Yadi terdengar lagi.“Owhhh...ahhh...owhhh...ngentottt enak bang