Selina mengerjap, tampak sedikit terkejut."Lalu, gelang kristal yang kamu berikan ke adikmu?" Selina mendongak dan bertanya dengan nada ragu-ragu.Revan tertegun. Khawatir Selina salah paham, dia buru-buru menjelaskan, "Aku minta seseorang membuatkan persis seperti yang kubuatkan untukmu."Selina menanggapi dengan "oh" panjang.Ekspresinya tidak banyak berubah, dan dia tidak tampak percaya.Revan terdiam sejenak, dan akhirnya bertanya, "Jadi, inikah alasanmu menjual semua hadiah dariku?"Selina tidak menjawab, hanya menyodorkan perjanjian itu ke depan. "Kamu sudah janji mau tanda tangan."Revan mendesah dalam hati.Ikuti saja apa katanya, jangan memancing emosinya!Revan menarik napas dalam-dalam, membalik ke halaman tanda tangan, dan menuliskan namanya di kolom suami.Kolom istri masih kosong.Ruang kosong itu diam-diam memicu rasa lega dalam hatinya.Mungkin Selina hanya ingin jaminan.Dengan menandatangani perjanjian ini, Selina bisa memegang kendali dalam pernikahan mereka.Selina
Baca selengkapnya