Selina tidak ingin membuat musuh waspada, jadi dia menjelaskan, "Aku sudah lama nggak ketemu Kalia. Perlu beberapa hari biar kami puas ngobrol.""Satu malam saja," bisik Revan. Matanya menatap lembut dan tangannya memegang bahu Selina. "Aku nggak bisa tidur nyenyak kalau nggak ada kamu. Kamu tega meninggalkanku sendirian?"Selina bergidik, merinding di sekujur tubuhnya, dan hanya memberi jawaban samar.Revan ingin membujuknya lagi, tapi Lucy datang memberi pengingat. "Pak Revan, para tamu perjamuan malam ini sudah di pintu."Selina diam-diam menghela napas lega dan mendesak dengan pertimbangan bijak, "Kamu masih ada pekerjaan, sana selesaikan dulu."Revan hanya bisa pasrah dan mengingatkan, "Pulangnya jangan terlalu malam."Saat melangkah pergi, dia berdiri dengan angkuh di depan Selina, sambil merapikan kerah jasnya menghadap orang-orang yang menyaksikan.Tatapannya tajam dan penuh peringatan.Orang-orang yang sebelumnya membuat komentar soal Selina pun langsung terdiam.Revan sekali
Read more