Fiore mengulum senyum. Ia menoleh, lalu balas menatap pria hidung belang yang baru saja menepuk bokongnya genit. “Minum dulu, Tuan,” ujar Fiore seraya memberikan gelas. Ia bersikap layaknya seorang yang sudah lama bekerja sebagai pelayan di sebuah club. Nyatanya, Fiore hanya mati-matian menahan degup jantungnya yang menggila. Ia takut. Fiore bukannya tidak tahu resiko yang akan ia dapatkan dengan bekerja di dunia malam. Tentu Fiore ingin bekerja di tempat lain, andai ia bisa. Namun, sekarang hanya club ini yang mau menerimanya. “Kamu juga harus minum, dong!” Fiore ditarik duduk di atas sofa. Saat itu, ia memaksa dirinya untuk tersenyum. Menampakkan wajah ketakutan bukan hal yang baik saat ini. “Saya masih harus kerja, Tuan,” sahut Fiore ramah.Namun, pria itu keras kepala. Ia menuangkan segelas minuman untuk Fiore, lalu meminta Fiore untuk meneguknya sampai habis. Buruk. Ini sangat buruk. Fiore tidak ingi
Terakhir Diperbarui : 2025-10-27 Baca selengkapnya