All Chapters of Wanita Simpanan Itu Ternyata Aku: Chapter 11 - Chapter 20

"Aduh seriusan ini isinya bapak-bapak semua?" Lyra menatap orang-orang yang datang. Niat ingin pergi dengan Kinan ke tempat kerja Jonan seketika gagal. Kakeknya meminta Lyra untuk mewakili dirinya yang diundang ke acara rekan kerja. Lyra jelas menolak berkali-kali karena dirinya merasa tak pantas. Namun Domini terus memaksa karena dirinya tak bisa hadir karena tak enak badan."Lyra, cucunya Pak Domini?" tanya seorang pria tersenyum lebar. "Oh iya, Pak. Saya minta maaf karena Kakek gak bisa datang. Jadi saya wakilkan.""Tidak apa-apa. Saya justru senang bertemu langsung dengan cucunya Pak Domini. Kalau kamu mau bisa bergabung dengan istri saya di sebelah sana. Karena yang saya undang rata-rata pemilik perusahaan jadi kebanyakan pria yang datang."Wanita itu mengangguk mengerti. "Saya di sini saja, Pak. Nanti menyusul."Memang tak semua orang bisa datang. Yang diizinkan masuk hanyalah orang yang memiliki undangan. Karena itu Lyra datang sendiri. Jika tidak mungkin dia akan mengajak te

Seminggu setelah kejadian di apartemen, Lyra dan Victor terlihat semakin dekat. Terkadang Victor mengajak wanita itu untuk makan siang bersama. Meski tidak sering bertemu tapi hubungan mereka cukup dekat dengan seringnya mengirim pesan. Awalnya mungkin Victor terlihat seperti orang yang kaku, tapi nyatanya dia orang yang cukup terbuka.Kedekatan mereka didukung oleh Kinan. Namun Jonan justru tak setuju dengan Lyra yang membuka hati pada orang yang baru dikenal, bahkan belum genap satu bulan. Bukan karena cemburu seperti yang Kinan tuduhkan, tapi Jo hanya merasa jika Victor mencurigakan."Makin hari makin deket aja," celetuk Jonan yang memperhatikan Lyra. Temannya yang satu ini sejak tadi selalu tersenyum ke arah ponsel."Jo, kalau menurut kamu aku sama dia cocok gak?""Gak," jawabnya cepat."Dih, nyebelin banget sih. Kenapa kayaknya gak suka banget? Selama ini dia baik, perhatian."Pria itu menggeleng pelan. "Gue tanya, nih. Baru

"Kalau mau pacaran harusnya jangan ajak-ajak."Kinan terus mengomel melihat Lyra yang bermesraan dengan Victor. Meski kesal tapi Kinan senang Lyra sudah mau belajar melupakan masa lalunya. Bayangkan saja wanita secantik dan sepintar ini malah selingkuhi? Meski Harry memang baik pada Kinan tapi dia tak akan membiarkan Lyra kembali pada pria itu."Sama Jo aja, kalian cocok tau." Lyra menerima suapan dari Victor yang duduk di sampingnya. "Jonan? Idih, gak mau. Orang nyebelin kayak gitu mana bisa diajak romantis. Yang ada ribut terus tiap hari." Wanita itu menoleh ke arah Victor dan tersenyum lebar. "Emangnya Bapak gak punya temen yang seumuran? Kalau ada jodohin saya aja, Pak."Mendengar perkataan Kinan, Victor terkekeh pelan. "Tidak ada.""Mending cari yang lewat aja, siapa tau ada yang cocok," ucap Lyra dengan candaan."Yang bener aja dong!"Victor menggelengkan kepalanya melihat dua wanita yang ada di samping. Sejujurny

Seperti yang dikatakan Lyra sebelumnya malam ini dia memutuskan untuk menginap di rumah Victor. Saat ini mereka sedang menonton acara televisi di ruang tengah. Lyra memangku semangkuk buah potong, sementara Victor asik memainkan rambut Lyra yang bersandar di pangkuannya.Awalnya Victor memang hanya tertarik dengan Lyra yang aktif. Dia memiliki energi yang bisa membuat orang-orang di sekitar menaruh hati. Victor tak berniat sejauh itu untuk menjadikan Lyra istrinya. Dia hanya ingin bermain-main. Namun jika mereka benar-benar cocok maka tak ada salahnya untuk memikirkan ulang."Adik laki-laki kamu seusia aku? " tanya Lyra penasaran. Victor menghentikan gerakan jarinya. "Memangnya umur kamu berapa?""Sebentar lagi dua puluh dua.""Kalau begitu lebih tua dari kamu. Dia dua puluh enam tahun.""Ganteng kayak kamu? Kapan-kapan ajak ketemu, dong." Pria itu mengerutkan alisnya. Tentu dia tak akan mengenalkan Lyra pada sang adik

Di sore hari Victor memasuki rumahnya dengan membawa paperbag dan juga buket yang sempat ia beli. Awalnya semua itu akan diberikan pada Lyra, namun karena dirinya sempat bertemu dengan teman-temannya Jihan maka dia akan memberikannya pada sang istri. Daripada menimbulkan kecurigaan dan membongkar perselingkuhannya."Kamu udah pulang?" Suara Jihan terdengar dari arah tangga. Wanita itu sempat melihat apa yang dibawa oleh suaminya. "Itu kamu bawa buat siapa?""Ambil, ini buat kamu.""Aku?"Jihan sontak tak percaya. Jadi yang dilihat temannya siang tadi memang benar, Victor membeli bunga untuknya. Sedangkan dirinya sudah berpikir buruk jika semua ini akan diberikan pada simpanan Victor. Apa ini hanya salah paham? Jangan-jangan Victor memang tak memiliki wanita lain. "Kamu kasih aku bunga lagi? Jadi kamu maafin aku, kan? Kita gak jadi pisah?""Kita tetap pisah, aku akan urus nanti. Aku kasih ini karena gimana pun juga kamu masih istri aku. Mungkin ini yang terkahir kalinya."Jihan yang