All Chapters of Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya: Chapter 81 - Chapter 90

Saat mobil Lucas akhirnya terparkir di halaman rumah keluarga Sophie, tidak butuh waktu lama hingga akhirnya pria itu menerobos masuk.“Tuan Lucas, Tuan Lucas! Mohon menunggu di ruang tamu selama saya memanggilkan tuan dan Nyonya!”Teriakan dari pelayan yang mengikutinya terus mengiringi langkah Lucas, tapi ia tidak mempedulikannya.Emosinya sudah begitu di puncak. Begitu ia mendapatkan kabar bahwa Sophie telah dibawa orang tuanya kembali ke kediaman mereka tanpa seizin dirinya, Lucas langsung terbang kembali dan menuju rumah orang tua Sophie.Ia bahkan tidak bisa tidur sama sekali sejak kemarin. Dan para pelayan di rumahnya itu, mereka justru berani beralasan bahwa mereka takut akan menghadapi kemarahan Lucas sehingga ragu memberitahu apa yang terjadi.Ia akan memastikan setiap orang yang melihat langsung dan membiarkan Sophie dibawa pergi menerima hukuman atas kesalahan mereka.“Sophie!” suara teriakan Lucas menggelegar ke seluruh ruangan begitu Lucas membuka pintunya dengan paksa.

Lucas mendengarkan penjelasan dokter dengan tenang, punggungnya tegak di sandaran kursi. Jemarinya yang saling bertaut beristirahat di kakinya. Ekspresinya begitu tenang, seolah tak ada yang salah.Tapi di balik itu semua, penjelasan dokter mengusik pikirannya lebih dari apapun.“Apa ada pilihan lain?” Lucas bertanya. Ekspresinya masih tenang. Tapi pikirannya kacau dengan perkataan Sophie dan penjelasan dokter yang meminta hal yang berbeda dari dirinya.Dokter itu melepaskan kacamatanya dan menatap langsung ke arah Lucas. “Jika Anda ingin memprioritaskan kesehatan istri Anda? Tidak. Tapi jika Anda ingin mengutamakan kandungan istri Anda, itu adalah cerita lain.”Lucas tidak menjawab. Jika semua tergantung pada dirinya, Lucas sudah tahu apa dan siapa yang ia inginkan. Tapi Sophie? Wanita itu menginginkan hal yang berbeda dari dirinya.“Tuan Campbell.” Melihat keraguan di wajah Lucas, sang dokter mencoba untuk memberikan penjelasan lanjutannya. “Sebelumnya, Nyonya Sophie sudah memutuska

‘Tutup mulutmu, Ryan. jangan bertingkah seolah kau tidak sama berdosanya denganku.’Kevin mendengarkan obrolan Ryan dan Maya melalui ponselnya. Ia sebenarnya bermaksud menahan Maya lebih lama, mencoba membuat wanita itu mengakui segala hal yang ia lakukan pada Sophie.Tapi setelah ia memperhatikan reaksi ketakutan Maya saat Kevin menyebut nama Ryan, Kevin tahu bahwa ia harus membuat Maya membawanya ke Ryan terlebih dahulu.Ada lebih banyak hal yang bisa diketahui dibandingkan hanya mendengarkan pembelaan histeris dari wanita itu.Tapi Maya, wanita itu begitu panik. Hingga ia bahkan tidak menyadari Kevin yang menyembunyikan pelacak di ponselnya.Wanita itu hanya berdiri di pojok ruangan dan menggigiti jarinya sendiri. Dikuasai ketakutan akan pikirannya sendiri.‘Jelas-jelas kau yang menggodaku!’‘Kau sendiri yang bilang kalau kau akan melakukan apapun demi aku!’Kevin kembali mendengarkan perdebatan mereka. Senyuman tipis terbentuk di wajahnya. Mereka berdua sama saja, sama-sama busuk.

“Kamu benar-benar tidak akan meminta apa pun dari kami jika kami menandatanganinya, kan?”Lucas memperhatikan tangan Ayah Sophie yang masih menggantung begitu dekat dengan salinan perjanjian yang baru saja dibuat.Lucas menatap langsung ke matanya. Mencari setidaknya satu penyesalan atau keterpaksaan, apa saja. Sesuatu yang bisa menghibur Sophie jika ia mendengarnya. Tapi Lucas tidak menemukannya sama sekali.“Ya.” jawab Lucas akhirnya. Ia tidak ingin berada di ruangan yang sama dengan mereka lebih lama lagi, terutama ketika ia melihat binar di wajah Ibu Sophie yang memandang perjanjian itu seperti kesempatan besar.Perjanjian itu ditandatangani cepat setelahnya. Lucas memperhatikan bagaimana tangan mereka bergerak di atas kertas tanpa beban apa pun. Tanpa pertanyaan selain hal-hal yang menguntungkan mereka.“Tidakkah kalian ingin bertanya mengenai keadaan Sophie?” Pertanyaan itu keluar begitu saja, padahal biasanya Lucas akan menyimpannya sendiri. Tapi apa yang akan dia katakan pada

Anna memandang ke sudut ruangan begitu Kevin meninggalkan dirinya. Ia sudah lelah, dan sebagian dirinya terus mengingatkan bahwa Anna, bahwa dirinya, memang bersalah.Bahwa dirinya, sama buruknya dengan Maya dan Ryan yang terus ia salahkan.Harusnya saat itu Anna tidak datang. Harusnya, begitu ia menyelesaikan apa yang mereka sebut sebagai tugasnya yang terakhir, Anna harus benar-benar pergi walau ancaman itu terus datang.Harusnya ia… tidak pernah melakukannya.=“Aku akan mengirimkan lokasi padamu, segera datang ke tempat itu sekarang.”Anna memandang koper yang sudah ia siapkan. Ia baru saja menyelesaikan satu skenario terakhir yang diinginkan Ryan, melemparkan bukti palsu yang menyudutkan Sophie pada keluarga Elman, dan berniat kabur sebelum wanita itu mengetahuinya.Ini yang terakhir, pikir Anna. Ryan, tunangan Sophie, bersumpah akan melepaskannya setelah ini.“Perjanjian kita sudah berakhir. Saya sudah melakukan apa yang Anda minta.”“Belum.” Suara Ryan di seberang telepon terde