Sore itu, Nisa sibuk menata ruang keluarga. Bantal sofa ia tumpuk di lantai, lengkap dengan selimut tipis berwarna cerah. Di meja, sudah ada camilan: keripik, cokelat, marshmallow, dan dua gelas besar berisi es teh manis.Rani datang sambil membawa tas besar. “Nis! Aku bawain ini,” katanya sambil mengangkat bungkusan pizza.“Wahhh, kamu sahabatku yang paling pengertian di dunia!” seru Nisa sambil memeluknya. “Tanpa pizza, pesta piyama nggak sah.”Mereka tertawa, lalu duduk lesehan. Nisa menyalakan musik pop santai, sementara Rani meletakkan tasnya.“Apa aja sih yang kamu siapin, Nis? Jangan bilang kita bakal main truth or dare kayak anak SMP,” canda Rani.Nisa nyengir. “Loh, justru itu serunya! Nanti kita juga foto-foto, pakai masker wajah, terus kalau sempet… aku mau curhat panjang.”“Ya ampun, udah kebayang. Besok aku pulang-pulang muka jadi ijo gara-gara masker kamu,” Rani pura-pura ngeri.Mereka membuka pizza, asap keju langsung mengepul.“Ran, ini topping favoritmu kan? Daging sa
Terakhir Diperbarui : 2025-09-28 Baca selengkapnya