Pagi itu, Bandung masih basah oleh embun. Jalan-jalan di sekitar hotel ramai oleh pedagang sarapan. Nisa sudah bersiap dengan energi penuh, sementara Ardi masih setengah menguap.“Ayo cepetan, Mas. Hari ini kita ke Floating Market, jangan lama-lama,” ujar Nisa sembari menggantungkan kamera di lehernya.Rani sudah menunggu di lobi, mengenakan sweater biru muda. Saat Ardi melihatnya, ada sesuatu di dadanya yang bergetar pelan. Ia buru-buru mengalihkan pandangan ke Nisa yang sedang sibuk memeriksa isi tas.Floating MarketDi sana, suasana riuh ramai. Perahu-perahu kecil dipenuhi penjual makanan. Nisa bersemangat membeli kue cubit, sate sosis, dan es cendol.“Mas, coba ini enak banget!” katanya sambil menyuapi Ardi kue cubit hangat.Ardi menelan, tersenyum hambar. “Iya, lumayan.”Rani memandang sejenak, lalu cepat-cepat menunduk, menyeruput cendolnya. Ada perasaan asing yang sulit ia bendung, terutama setiap kali Nisa tampak begitu tulus menunjukkan kasih sayangnya pada Ardi.Mereka naik
Last Updated : 2025-09-27 Read more