All Chapters of Permaisuri yang Diabaikan: Chapter 151 - Chapter 160

Penangguhan Hukuman Satu TahunMeskipun ada yang menentang, sebagian besar faksi pro-kaisar puas dengan tindakan kaisar karena mereka berhasil mengamankan posisi istri Putra Mahkota untukku.Bahkan anggota faksi bangsawan tampaknya puas. Karena mereka awalnya bertujuan untuk mengatur urusan dengan mengirim salah satu putri mereka ke Putra Mahkota, mereka tampaknya telah puas dengan mendapatkan beberapa hasil.'Oh, tidak!' Aku melihat ayahku, sambil mencoba menenangkan diri dengan sekuat tenaga. Aku merasa sangat gugup karena ia tenggelam dalam pemikiran yang mendalam, mengangkat alisnya.'Anda bilang Anda akan membantuku, Ayah? Tolong bantu aku! Tolong!'Aku melihat sekeliling dengan penuh semangat, tetapi tidak ada yang bisa membantuku. Semua dibutakan oleh kepentingan mereka sendiri.Aku semakin gugup karena situasinya sama persis seperti di masa lalu kecuali bahwa gelarku diubah dari selir Putra Mahkota menjadi istrinya, sementara Jiun diturunkan ke status selirnya. Aku benar-benar

Janji dan PerhatianAku mengedipkan mataku perlahan.Alasan aku merasa frustrasi dan seolah-olah semua upayaku sia-sia adalah karena aku merasa aku mengikuti nasib yang sudah ditentukan terlepas dari niatku, bukan karena aku kesal tentang dia yang tidak bisa menyelesaikan situasi ini.Karena aku tidak bisa melakukan apa-apa, ia tidak akan melakukan hal lain. Pernikahan yang melibatkan anggota keluarga kerajaan dimotivasi secara politik dan diatur untuk mempromosikan kepentingan satu sama lain tanpa mencerminkan pendapat pengantin wanita dan pengantin pria.Jadi, Putra Mahkota tidak harus meminta maaf kepadaku. Bahkan, ia mencoba yang terbaik untuk membelikanku lebih banyak waktu."Tetapi aku menjanjikanmu ini. Izinkan aku bersumpah atas namaku bahwa aku tidak akan memaksamu melakukan apa yang engkau tidak inginkan. Aku tidak akan pernah memaksamu menjadi istriku jika engkau tidak berubah pikiran bahkan satu tahun dari sekar

Pemberian IVApakah ia juga mengenang apa yang terjadi pada saat itu, minum teh seperti aku? Karena ia sangat sibuk, ia mungkin tidak. Karena itu adalah hujan singkat setelah kekeringan panjang, ia akan kewalahan dengan pekerjaan."...Ah.""...""Aristia?""Oh, aku minta maaf, Frincia."Aku tersenyum dengan penghargaan terhadap wanita berambut emas yang menatapku dengan rasa ingin tahu.Ketika aku meminta maaf, dengan lembut membelai Luna yang tidur di lenganku, Frincia tersenyum lembut."Sepertinya engkau suka hujan.""Ah... Ya."Faktanya, aku tidak suka hujan, tetapi aku hanya mengangguk karena aku tidak harus merasa seperti mengoreksinya.Saat aku mengangkat mug yang berisi kembang sepatu berwarna rubi, aku melihat lambang pedang dan mawar diukir di porselen putih.Oh, keluarga Adipati Lars tampaknya mengukir lambang keluarganya bahkan pada cang

Pakaian untuk Pesta Dansa"Izinkan aku masuk, Nona."Aku mengangkat kepalaku mendengar suara seseorang. Kepala pelayan yang muncul dengan segenggam sesuatu di kedua tangan sedang berdiri di pintu kantor kerjaku. Ketika aku mengangguk, ia mendekati meja, meletakkan apa yang ada di tangannya satu per satu."Ini adalah dokumen yang Anda sebutkan pagi ini. Apakah Anda akan meninjau semua ini?""Ya. Seperti yang Anda tahu, aku sangat sibuk akhir-akhir ini sehingga aku tidak terlalu memperhatikan urusan keluargaku. Biarkan aku melihatnya.""Aku khawatir Anda mungkin menderita kelelahan hebat karena kerja keras. Jadi, harap santai saja, Nona.""Terima kasih."Aku hendak memalingkan kepalaku sambil tersenyum ketika sebuah kotak besar yang diletakkan di satu sisi meja menarik perhatianku. Apakah kepala pelayan membawanya juga?"Ngomong-ngomong, kotak apa ini?""Itu dikirim oleh Sir Carsein

Obrolan dengan Putra Mahkota dan Jiun"Hei, jangan menari dengan lagu ini.""...Itu sebabnya aku memberitahumu aku tidak suka lagu ini."Siapa yang menyeretku keluar ke sini? Aku menatapnya, cemberut, tetapi ia tersenyum santai."Hei, mereka mengawasimu. Kendalikan ekspresimu, mau?""Ya ampun! Kau sangat menjengkelkan.""Uh, aku serius. Bagaimana jika mereka menyebarkan desas-desus bahwa kau memiliki kepribadian yang buruk?"Ketika aku terkikik terkejut, ia hanya menatapku sambil tersenyum.Sekarang, setelah band memainkan lagu itu, aku menunjukkan sopan santunku dengan menahan ujung gaunku. Kemudian aku keluar dari lantai dansa, memegang tangannya, yang membungkuk dengan sopan.Ketika aku mengambil beberapa langkah, mengobrol dengannya, sepasang pasangan menghentikan kami. Mereka adalah Putra Mahkota dan Jiun."Aku, Casein de Lars, merasa terhormat menyambut Anda, Mata