"Kakek……" Christina menatap dengan mata yang memerah, suaranya terdengar cemas. "Aku tidak bermaksud begitu… aku hanya… sempat ketakutan saja…"Kakek itu menatap Nathaniel. "Kamu terlalu gegabah. Gadis itu pasti takut. Kalian sebaiknya saling mengenal dulu dengan baik, jangan sampai melewatkan anak sebaik ini."Nathaniel mentertawakan dengan nada mengejek. "Kakek sudah setua ini, tapi masih polos saja, tidak bisa menilai orang.""Lukamu ini…" Melihat Nathaniel terluka parah, sang kakek memilih tidak membalas dengan kata-kata kasar."Aku harus kembali ke rumah sakit, kalau tidak, bisa infeksi. Setidaknya tiga bulan." Nathaniel bersandar di kursi roda, mengatakannya dengan tenang.Christina menghela napas lega, menenangkan dirinya sendiri. Untunglah… masih harus kembali ke rumah sakit. Kalau tidak, melihat wajah yang rusak itu, dia takut dirinya tak akan sanggup."Jangan khawatir, aku kenal banyak dokter bedah plastik. Pasti akan sembuh." Christina menahan rasa mualnya, perlahan menenang
Magbasa pa