All Chapters of Gelora Hasrat Sugar Daddy: Chapter 41 - Chapter 50

"Curang sekali kau meminta izin dengan orang rumah tapi tidak mengatakan dulu padaku. Aku belum menyetujuinya." Tasya mengomel namun Liora malah terkekeh dan mengabaikannya. Liroa lebih memilih makan cemilannya sebelum mereka kembali ke mansion. "Aku hanya merasa tidak enak dengan ayahmu." Ucap Tasya sebagai alasan. Padahal sebenarnya dia hanya takut jika saat di mansion, Leon menggodanya karena biasanya dia tidak bisa tahan jika sudah bertemu dengannya. "Tidak akan! Sudahlah. Jangan berlagak seperti baru mengenal ayahku, dia kan bosmu. Kau sudah hampir dua minggu bekerja di sana, jelas saja kau tau Daddy tidak menggigit." Liora terkekeh yang membuat Tasya menggaruk dahinya. "Dia bahkan lebih dari menggigit." Batin Tasya yang malah lucu sendiri dengan perkataan Liora. Setelah makan, mereka memutuskan untuk pulang dengan cepat, sebenarnya mereka berencana ingin pergi ke club terlebih dahulu dan akan pulang malam, namun Liora tiba-tiba berubah pikiran dan lebih baik meluangk

Tasya benar-benar nekat dan bahkan membiarkan Leon menungganginya dengan gagahnya di atasnya. Dia sedari tadi menggigit bibir bawahnya karena tidak beenai mendesah dengan keras karena takut jika Liora mendengarnya, pdahal kamar Leon dan Liora berada lumayan jauh. Leon sendiri melihat Tasya semakin gemas karena menahan suara indahnya, pdahal dia sebelumnya sudah mengatakan jika dia boleh mengeluarkan desahannya karena itu akan menambah gairah di dalam dirinya. Leon melepaskan penyatuannya dan membalikkan tubuh Tasya yang membuat dia terkejut namun kembali mendesah karena Leon kembali melakukan penyatuan dengan keras. Tasya membekap mulutnya sendiri karena ini terlalu nikmat dan penuh, sehingga dia rasanya ingin menyalurkan kenikamatannya dengan desahannya. "Apa kau masih akan menutup mulutmu, hm?" Leon bahkan sengaja mengerakkan tubuhnya dengan keras agar Tasya tidak membekap mulutnya. "Liora tidak akan mendengarnya, Sayang." Leon berbisik dan bahakan meraih tangan Tasya da

Di kantor, Leon langsung memanggil Tasya, dia ingin berbicara dengannya masalah keributan pagi ini. "Maafkan aku atas keributan pagi tadi, jangan fengarkan perkataan Emma. Kau tau sendiri di sini siapa yang brengsekk." Ucap Leon yang membuat Tasya terdiam sebentar. "Leon! Bisa ku tau kapan kontrakku berakhir?" Tasya menjadi kepikiran dengan perkataan Liora tadi karena dia yakin jika dirinya kini memiliki perasaan dengan Leon, dan mendengar jawaban Liora yang mengatakan jika dirinya benar-benar tidak akan menerima siapapun untuk menjadi ibu sambungngnya meskipun dia terkenal baik sekalipun, dia tetap ingin mempertahankan Emma menjadi ibu satu-satunya yang di miliki. "Kenapa kau menanyakan itu?" Leon jelas saja merasa marah dan tidak suka dengan pertanyaan Tasya. "A-aku.. aku tidak bisa terus seperti ini, ini sangat salah. Aku tidak bisa selalu bersamamu. Katakan padaku kapan kontrak kita berakhir? Dan bagaimana caranya agar kontrak kita cepat berakhir? Aku akan melakukan apapun

Sore hari, Leon mengantar Tasya pulang dan menurunkannya di kejauhan rumah Tasya seperti biasa. "Nanti malam menginaplah lagi di mansion," ucap Leon yang membuat Tasya melotot. "Tidak! Kau akan keenakn nantinya." "Bukan hanya aku, kau juga keenakan, jangan mengelaknya." Godanya yang membuat Tasya terkekeh namun tidak menjawabnya. "Jangan nakal, kau sekarang bukan hanya sugar daddy-ku. Tapi kau milikku." Tasya menarik baju Leon ketika dia mendekat dan ingin menciumnya. "Ya, aku memang milikmu," Leon benar-benar gemas bahkan ingin sekali menggigit bibirnya. Tasya terkekeh dan akhirnya mencium kekasih dudanya ini, jelas saja Leon langsung membalasnya. "Bisakah malam ini kita bertemu, Sayang?" Leon selalu terpancing jika sudah begini bersama Tasya dan selalu menginginkan bersamanya. "Nanti malam aku harus di rumah, kita bertemu lagi besok," Tasya memang tidak bisa selalu keluar malam karena bagaimanapun keluarganya juga membutuhkannya. Leon terpaksa menurutinya karena di

Tasya kini sudah berada di mobil di mana ada Liora san Leon di sana.Leon sengaja menyetir sendiri dan mengajak mereka ke salah satu villa miliknya yang ada di kota lain."Jika kau sudah berada di sana, kau tidak akan mau pulang, di sana pemandangannya sangat indah, bahkan suasananya juga sejuk," sedari tadi Liora bercerita tentang villa yang akan dia kunjungi setelah ini karena memang villa itu juga menjadi tempat favoritnya.Tasya hanya tersenyum dan hanya sesekali menanggapi perkataan Liora.Dia melihat ke depan di mana Leon sedang melihatnya dari arah spion.Tasya langaung memutuskannya dan fokus dengan Liora lagi karena dia takut kepergok oleh Liora yang sedang saling pandang dengan Leon.Tasya sempat tertidur sebentar namun lalu terbangun ketika ternyata mobilnya berhenti di pengisian bahan bakar."Apa sudah sampai?" Tanya Liora yang juga terbangun."Belum, kita ada di pengisian bahan bakar. Ayahmu sedang keluar, setelah ini aku ke toilet, kau mau turun juga?" Tanya Tasya namun