Shania duduk di tepi dalam diam.Rayden yang sedari tadi diam-diam mengamati situasinya jelas menyadari gestur halus wanita itu. Matanya yang mengandung senyum pun sedikit menyipit, tetapi segera kembali rileks. Wanita itu selalu bersikap seperti ini terhadap orang asing."Bos Ray, kita pergi ke Hotel Merlota?" Dari kaca spion tengah, si sopir dapat melihat bahwa wanita berpakaian sederhana itu sengaja menjauhkan diri dari Rayden. Nada bicaranya pun tanpa sadar berubah menjadi sedikit lebih hormat.Biasanya, Rayden selalu menjamu tamunya di Hotel Merlota. Di sana, ada ruang privat yang selalu tersedia untuknya sepanjang tahun.Rayden terdiam sejenak, lalu menatap Shania. "Shania, apa kamu punya rekomendasi?"Shania pun tertegun, lalu berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kalau kamu sudah terbiasa pergi ke Hotel Merlota, ya pergi saja ke sana. Sebelumnya, kamu sudah membantuku beberapa kali. Hari ini, Yuri juga membantuku. Aku akan traktir kalian untuk ungkapkan rasa terima kasihku."Shan
Baca selengkapnya