Sampai Rayden berbicara, Shania baru mengesampingkan pemikirannya itu."Nggak usah berterima kasih padaku. Ingat saja kamu berutang budi padaku."Shania perlahan-lahan menghentikan langkah kakinya. Dia tahu kebaikan Rayden tidak akan mudah dibalas, tetapi dia pasti akan membalasnya."Rayden, jangan khawatir. Aku pasti akan balas semua kebaikanmu. Aku nggak tahu apa yang bisa kulakukan untukmu, tapi selama kamu mengajukannya, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhinya," ujar Shania sambil menatap Rayden dengan serius dan tegas.Bibir tipis Rayden melengkung ke atas, sedangkan matanya yang dipenuhi tawa terlihat berkilauan. Tatapan itu terkesan jahat, tetapi juga menawan. Dilihat dari sisi mana pun, dia terlihat seperti seekor rubah. Melihat ekspresinya, hati Shania sedikit bergetar dan sebuah emosi melintas dalam dirinya. Namun, dia merasa dirinya seperti telah jatuh ke dalam perangkap. Berhubung tidak dapat menemukan petunjuk apa pun, Shania juga tidak repot-repot memikirkann
Baca selengkapnya