Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar

Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar

Oleh:  RaniaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
100Bab
2Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Setelah menikah selama tiga tahun, cinta pertama Charles kembali ke dalam negeri. Shania juga menerima surat cerai dari pria yang telah dicintainya selama tiga tahun. Di kantor catatan sipil, Charles menyatakan cintanya kepada cinta pertamanya. "Selama tiga tahun ini, aku nggak pernah menyentuhnya. Aku cuma mencintaimu." Shania pun sepenuhnya patah hati dan menganggap hubungan tiga tahun itu hanyalah angin lalu. Dia kembali menekuni pekerjaan lamanya, menghasilkan uang, dan mencapai puncak kejayaan hidupnya. Setelahnya, orang-orang baru menyadari bahwa Shania yang dicampakkan itu ternyata cantik, kaya raya, dan merupakan wanita berkualitas tinggi yang sebenarnya. Pada larut malam tiga bulan kemudian, Charles menelepon dengan mata berkaca-kaca, "Nia, aku menyesal ...." Satu-satunya suara yang terdengar dari ujung telepon adalah gumaman lelah si wanita. "Rayden, siapa itu?" Pria yang berhasil memenangkan hati wanita cantik itu pun tersenyum dan menutup telepon, lalu mencium wanita dalam pelukannya dan menjawab, "Bukan siapa-siapa, cuma seorang salesman."

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Tanda tanganlah," ujar seseorang yang suaranya dingin dan berat dari atas kepala.

Ketika sebuah surat perjanjian perceraian disodorkan ke hadapannya, Shania Yolanda pun tertegun. Dia mendongak dan menatap Charles Fariz dalam diam, lalu tersenyum getir.

Ternyata begitu. Pantas saja untuk pertama kalinya, Charles menelepon pagi ini untuk memberi tahu bahwa dia akan kembali malam ini dan ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.

Shania begitu bahagia sepanjang hari, tetapi yang ingin dibicarakan Charles ternyata adalah hal ini ....

Tiga tahun pernikahan akhirnya berakhir.

Shania menerima surat perjanjian perceraian itu dalam diam dan tangannya sedikit terkepal. Setelah hening sejenak, dia bertanya dengan suara serak, "Apa kita benar-benar harus cerai?"

Charles mengerutkan kening, lalu mengamati wanita yang telah menjadi istrinya selama tiga tahun.

Shania sepertinya baru saja selesai membersihkan kamar. Butir-butir keringat masih menghiasi dahinya yang putih. Sedikit kelelahan dan kebingungan terpancar dari matanya. Kacamata tebal juga menutupi wajahnya yang polos. Dia terlihat lembut, sederhana, tetapi membosankan.

Perempuan yang begitu biasa dan kaku telah menjadi istrinya selama tiga tahun.

Charles perlahan-lahan mengalihkan pandangannya, lalu memadamkan rokoknya dan berkata dengan suara pelan yang mendominasi, "Tanda tangan saja. Dia sudah kembali. Aku nggak mau dia salah paham."

Shania pun terkejut dan hatinya terasa agak getir. Dia tahu orang yang dimaksud Charles adalah Natalie Kusnadi, cinta pertama Charles. Demi Natalie, pernikahan mereka hanya sekadar nama. Selama tiga tahun ini, Charles tidak pernah menyentuh wanita lain.

Seolah-olah takut Shania tidak akan setuju, Charles menatapnya dan menambahkan dengan acuh tak acuh, "Perceraian kita juga sesuai kontrak. Pendidikanmu nggak tinggi, jadi setelah cerai, aku akan berikan rumah dan mobil di Vila Grandise ke kamu. Selain itu, aku juga akan kasih tambahan kompensasi 160 miliar lagi."

Dulu, Shania dan Charles menikah hanya demi menghadapi kakeknya Charles. Oleh karena itu, mereka pun menandatangani perjanjian pranikah. Yang diberikan Charles sudah melebihi apa yang pantas dia dapatkan.

Meskipun Charles tidak menyukainya, Shania telah melakukan yang terbaik selama tiga tahun terakhir. Uang tambahan itu merupakan imbalan atas kerja kerasnya. Terlebih lagi, Shania hanyalah seorang perempuan lulusan SMA. Setelah bercerai, dia memang membutuhkan uang.

Shania mengerti maksud Charles. Dia membolak-balik surat perjanjian perceraian, lalu akhirnya menunduk dan mengangguk pelan. "Oke, aku setuju."

Shania mengambil pena, lalu menandatangani dokumen itu dengan cepat dan tegas. Dia menatap Charles melalui lensa tebal kacamatanya. Sorot matanya begitu dalam hingga tidak bisa dibedakan apakah itu adalah kepahitan atau ketidakrelaan.

"Jangan khawatir, aku akan pindah dalam beberapa hari ke depan dan nggak akan ganggu kalian."

Charles mengangguk. "Terima kasih atas kerja kerasmu selama tiga tahun terakhir."

Meskipun wanita di hadapannya begitu membosankan, kaku, dan biasa, Charles harus mengakui bahwa Shania memang adalah istri yang baik. Selama bertahun-tahun, dia telah merawat semua orang di Keluarga Fariz dengan sepenuh hati.

Fokus utama Charles terletak pada kariernya. Dengan kehadiran Shania, dia dapat melangkah maju tanpa banyak pertimbangan. Hanya saja, masalah perasaan tetap tidak bisa dipaksakan.

Namun, Shania hanya merasa bahwa semua ini sangatlah konyol. Dia telah berkorban begitu banyak demi Charles, juga menyia-nyiakan tiga tahun masa mudanya. Pada akhirnya, yang diterimanya hanyalah ucapan "terima kasih atas kerja kerasmu".

Charles tidak menyadari senyum yang terpancar dari mata Shania dan mengambil surat perjanjian perceraian yang telah ditandatangani itu. Setelah menerima telepon dari asistennya, dia melirik Shania dan berkata dengan tenang, "Aku masih ada urusan di perusahaan. Kalau kamu butuh bantuan, suruh saja pembantu untuk bantu kamu."

Shania mengangguk.

Charles berjalan keluar dari ruang kerja dan langsung disambut oleh ibunya yang menunggu dengan gugup di ruang tamu.

"Gimana? Dia bersedia tanda tangan?"

Charles sedikit mengernyit, lalu mengangguk.

Fenny pun menghela napas lega dan mengangguk gembira. "Baguslah kalau begitu. Sejak kamu nikah sama dia, aku nggak pernah merasa tenang. Kesampingkan dulu hal yang lain, kalian bahkan belum punya anak setelah tiga tahun menikah. Biasanya, dia juga sangat pendiam. Mungkin saja dia lagi rencanakan sesuatu yang jahat."

Charles hanya diam saja.

Fenny menghela napas dan melanjutkan, "Waktu kakekmu paksa kamu nikah sama dia, aku sudah menentangnya. Apa gunanya seorang anak yatim yang dititipkan pada Keluarga Lestari? Sekarang, kamu sudah cerai dan tinggal tunggu waktu untuk nikahi Natalie. Ibu juga sudah sepenuhnya tenang. Cuma istri seperti Natalie yang layak dampingi kamu."

Yasmin Fariz yang berdiri di samping juga mengangguk senang. "Betul, Kak. Bahkan aku juga malu punya kakak ipar seperti itu. Sekarang, Kak Natalie akan jadi kakak iparku. Kelak, entah berapa banyak orang yang akan iri padaku."
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
100 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status