Semua Bab Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar: Bab 11 - Bab 20

Meskipun Sevano telah mengikuti Rayden selama beberapa tahun, dia tetap hanyalah koki pribadi Rayden dan identitasnya juga misterius. Kelompok Charles belum pernah bertemu dengannya. Sevano menyapa Lucy dan Shania dengan akrab, lalu melewati mereka semua dan berkata sambil tersenyum, "Di sini dingin banget. Gimana kalau kuantar kalian berdua pulang?"Lucy langsung bersemangat. Musuh dari musuh adalah teman. Berhubung bisa mempermalukan Charles dan Natalie, matanya seketika berbinar. Dia menjawab dengan nada manja, "Makasih, Kak."Shania tak kuasa menahan senyum. Namun, dia tahu bahwa Sevano bukanlah tipe orang yang teliti. Seharusnya Rayden yang memintanya untuk mengantar mereka pulang.Shania mengikuti Lucy naik ke mobil, lalu menatap bangunan yang tersembunyi di balik bayangan. Ketika memikirkan permintaan pria itu, tatapannya berubah menjadi penuh makna."Shania, kata Prof Wisnu, kamu punya prestasi yang tinggi di bidang psikologi. Aku mau minta tolong kamu untuk tangani kasus seor

Natalie buru-buru membujuk Fenny, "Ibu, gimanapun, Shania itu mantan istri Charles. Nggak bagus kalau kamu berbuat begitu. Lagian, masih ada kamar kosong di rumah. Kalau nggak, biarkan saja Shania tinggal di sini."Setelah mendengar ucapan Natalie, satpam itu menatap Shania yang berpakaian sederhana dengan tatapan mengejek. Mantan istri seperti ini mungkin menolak untuk meninggalkan suaminya yang kaya.Shania mengabaikan ekspresi orang lain dan menolak, "Nggak usah."Kemudian, dia pergi dengan menyeret kopernya. Akan tetapi, langit tiba-tiba menjadi gelap dan hujan deras mulai turun. Saat sedang sial, bahkan minum air pun bisa tersedak.Shania melihat baterai ponselnya yang hanya tersisa 2% dan tak kuasa menertawakan dirinya sendiri. Hanya ada hutan di sekelilingnya dan sama sekali tidak ada tempat untuk berteduh. Dia yang sekujur tubuhnya basah kuyup terlihat makin menyedihkan di tengah hujan deras. Tiba-tiba, sebuah mobil Cayenne berhenti di samping Shania dan seorang pria berjalan

Wajah tegas Charles menunjukkan sedikit kekesalan. "Aku masih ra ...."Sebelum Charles sempat menyelesaikan kalimatnya, Shania menyela, "Masih rapat?" Suara Shania pun berubah menjadi dingin dan ini sangat jarang terjadi. "Charles, nggak akan ada orang yang bisa terus menerus tungguin kamu. Berhubung kamu sudah putuskan untuk cerai, jangan selalu ulur waktu untuk urus akta cerainya. Mempersiapkan pernikahan sambil menolak bercerai mungkin akan buat kamu terkesan setia, tapi aku merasa itu sangat nggak berarti."Shania telah lelah menghadapi Natalie yang secara halus menguji hubungan mereka, juga interaksi tak berujung dengan Charles. Dia adalah orang yang tegas. Dia rela mempertaruhkan nyawanya demi orang yang dicintainya, tetapi juga tidak akan tarik ulur setelah berpisah. Dia tidak akan merasa narsis dan berpikiran bahwa Charles mencintainya sehingga tidak bersedia bercerai. Charles sama sekali tidak menganggapnya serius. Di antara semua pilihan, segala sesuatu tentang dirinya sel

Reaksi Charles mengejutkan mereka.Kemudian, orang itu menjelaskan dengan ragu, "Nggak lama setelah Kak Natalie pergi, bukannya kamu terpuruk cukup lama? Waktu itu, para eksekutif perusahaan sangat nggak puas sama kamu. Setelah ada beberapa proyek yang mau kerja sama kamu, situasimu baru membaik.""Ayahku bilang, di antara proyek-proyek itu, ada lumayan banyak proyek yang didapatkan Shania dengan pakai status sebagai istrimu. Tapi, Shania merahasiakannya karena takut kamu marah."Shania berpendidikan rendah, juga tidak mengerti hal-hal seperti itu dan menggunakan status "istri" yang paling dibenci Charles. Jika tahu proyek-proyek itu didapatkan Shania, Charles berkemungkinan besar tidak akan menerimanya. Itulah sebabnya Shania merahasiakan hal itu darinya.Tak disangka, rahasia ini terkubur selama tiga tahun.Charles duduk di sudut yang gelap. Ekspresi Shania hari ini melintasi benaknya dan hatinya tiba-tiba sakit.Malam itu, ketika Charles tiba di rumah, Natalie sedang duduk di sofa d

Sevano tersenyum lebar dan menengahi situasinya."Shania, maaf sudah ganggu kamu dengan kedatangan kami yang tiba-tiba." Pria jangkung dan berwibawa itu mengangguk sopan pada Shania. Ada kilatan licik yang melintasi matanya."Halo, Kak Shania." Yurika menatap wanita cantik dan lembut di hadapannya. Matanya melengkung membentuk senyum menawan. "Namaku Yurika."Setelah mengamati gadis cantik dan ceria itu, Shania langsung paham."Halo, semuanya. Silakan masuk." Shania memiringkan tubuhnya dan mempersilakan mereka masuk. "Kalian ngobrol saja dulu. Aku akan pergi masak." Sevano yang menenteng banyak bahan makanan berjalan ke dapur, seolah-olah sudah sangat akrab dengan tempat ini.Shania tidak sempat menghentikannya. Untungnya, Lucy berhasil menghentikannya."Chef, aku tahu kamu jago masak. Tapi, berhubung Nia itu tuan rumah hari ini, mana mungkin dia biarkan tamu untuk masak. Dia sudah beli bahan-bahan untuk masak hot pot. Malam ini, kita makan hot pot."Lucy termasuk seorang pencinta ku