Malam itu, ballroom hotel bintang lima di pusat Jakarta sudah berkilauan sejak pintu utama dibuka. Lampu kristal menggantung anggun, memantulkan cahaya emas yang menari di dinding marmer. Musik klasik mengalun lembut dari sudut ruangan, menyambut para tamu dengan setelan jas dan gaun elegan.Di tengah arus manusia berkelas itu, seorang perempuan sederhana berdiri kaku dengan kartu identitas EO tergantung di lehernya. Saras.Gaun navy pinjaman dari Rina membuatnya tampak anggun, tapi ia tetap merasa berbeda, seperti daun kecil yang hanyut di antara arus deras. Nafasnya ia atur perlahan, tangan meremas daftar undangan yang baru saja diberikan Melani.“Saras, kamu di meja tamu ya. Senyum, sapa semua orang dengan ramah. Kalau ada masalah, langsung lapor ke aku,” instruksi Melani cepat, sebelum melangkah pergi mengecek sound system.“Siap, Kak,” jawab Saras pelan, meski jantungnya berdegup dua kali lebih cepat.Satu per satu tamu berdatangan. Wajah-wajah asing, parfum mahal, tawa renyah ya
Terakhir Diperbarui : 2025-10-07 Baca selengkapnya