All Chapters of Aku Bukan Pecundang!: Chapter 81 - Chapter 90

Steve Hart merasa Scott Hall sudah kelewatan. Dia cuma berteman dengan Aria, putri Scott, tapi pria tua itu langsung merendahkannya tanpa tahu apa-apa tentang dirinya. Steve merasa Scott harus diberi pelajaran sedikit—apalagi Scott itu orang tua, harusnya tahu sopan santun."Om, aku dengar Aria baru berhasil menjual Belvoir Mansion yang selama ini nggak laku. Itu bener?" tanya Steve Hart.Scott Hall mengernyit, kaget Steve bisa tahu. "Dari mana kamu tahu? Jangan bilang kamu berteman sama Aria cuma buat dapet untung dari penjualan mansion itu?"Steve Hart cuma tersenyum santai. "Aku tahu karena aku terlibat langsung dalam penjualan Belvoir Mansion, Om.""Oh, jadi kamu bantu dia jual ya? Jangan minta imbalan macam-macam cuma karena kamu temenan sama putriku. Ambil bagianmu secukupnya, jangan manfaatin hubungan itu," kata Scott Hall, jelas curiga Steve numpang hidup lewat Aria.Steve menggeleng pelan. "Aku nggak merasa butuh melakukan itu."Scott langsung naik darah, merasa Steve mengaba

Steve menatap mahasiswa itu dengan tajam seketika. Wajar saja—orang itu adalah Eric Daran, seseorang yang seharusnya masih meringkuk di balik jeruji besi, bukan mondar-mandir santai di kampus.Steve Hart ingat betul baru beberapa bulan lalu dia sendiri yang mengirim Eric ke penjara. Lalu bagaimana mungkin Eric sudah keluar bertahun-tahun lebih cepat dari masa hukumannya?“Kenapa? Kaget ya lihat gue bisa keluar dari tempat sialan itu?” Eric menyeringai, senyumnya mirip predator.Eric memang menyimpan dendam menggunung pada Steve. Sejak dulu dia hanya menunggu momen ini—berhadapan langsung dan membalas semua ‘kesengsaraan’ selama di penjara.“Gak usah heran… Dengan pengaruh keluarga gue, keluar dari penjara tuh cuma masalah ‘jentik jari’. Masa hukuman gue cuma formalitas, dasar pecundang!” Eric mendesis.Steve melirik Agatha, memastikan apakah Agatha sudah tahu soal pembebasan Eric.Agatha menggeleng pelan, sama kagetnya. Dia bahkan tidak bisa berkata apa-apa.Melihat Steve dan Agatha b

Begitu Eric Daran tampak takut pada dominasi Steve, sebuah naluri kuat tiba-tiba bangkit di dada Steve. Melihat orang-orang yang dulu meremehkannya kini mulai menanti kehadirannya, Steve merasa perlu mengangkat level dominasinya selangkah lebih tinggi.Karena itu, beberapa hari setelah Eric dipermalukan, Steve mengundang Helena dan Aria ke Belvoir Mansion.Steve memanggil keduanya karena ia butuh bantuan penting terkait misi baru dari sistem—dan mereka berdua adalah orang yang paling tepat untuk mengeksekusinya. Kebetulan, misi kali ini juga selaras dengan apa yang ingin ia lakukan.[Misi meningkatkan prestise: tinggalkan hidup menyedihkan Host sepenuhnya dan berubah menjadi pribadi baru. Hadiah: saldo Host bertambah menjadi 1 miliar dolar setelah sukses.]Steve membaca pesan sistem itu. Ia sudah tahu apa yang harus dilakukan, dan Helena serta Aria adalah kunci keberhasilan misinya.“Mr. Steve, ada perlu apa sampai memanggil kami ke sini?” tanya Helena Halbert. Ia senang, tapi juga pe

Steve Hart cuek pada tatapan orang-orang yang menancap padanya. Fokusnya cuma satu—Agatha, yang jelas-jelas tertekan gara-gara omongan Eric Daran barusan.Sejak awal pesta digelar di mansionnya, Steve sudah memperhatikan Agatha dari lantai dua. Dia melihat semuanya—bagaimana Eric terus ngegas merendahkan Agatha, dan bahkan berani menghasut orang-orang buat ikut menekan Agatha.Dan karena semua itu terjadi karena Agatha membela dirinya, Steve jelas nggak bisa diem aja.Begitu sampai di depan Agatha, Steve menatapnya dalam-dalam. Ada rasa bersalah dalam sorot matanya—pestanya sendiri malah bikin Agatha tersudut.“Steve… itu kamu?” Agatha bertanya ragu, bahkan menyentuh pipi Steve seolah memastikan dia nggak salah lihat.Steve mengangguk tipis sambil tersenyum. Penampilannya memang berubah total sampai Agatha hampir nggak mengenalinya.Mata Agatha melebar. Steve yang sekarang… benar-benar beda. Terlalu sempurna. Sampai jantungnya deg-degan tanpa kendali.“Gimana bisa...” gumamnya. Mereka

Tengah malam di hari yang sama, Steve Hart bersandar santai di sofa, meregangkan badan. Pesta baru saja bubar—semua tamu sudah pulang, termasuk Agatha. Tinggal Steve dan beberapa pelayan yang masih sibuk beres-beres mansion.“ Tuan Steve, mansion sudah kami bersihkan. Jika Anda berkenan, kami ingin beristirahat,” ucap salah satu pelayan.Steve mengangguk. Para pelayan itu sudah kerja keras sejak pagi membantu Aria menyiapkan pesta dan membersihkan semuanya.Begitu para pelayan masuk ke kamar mereka, Steve berniat menuju kamarnya juga untuk istirahat. Namun sebelum sempat melangkah, seorang keamanan Belvoir Mansion datang tergesa dengan wajah cemas.“Ada apa?” tanya Steve penasaran.“Tuan, ada beberapa orang mencarimu,” lapor si keamanan.Steve mengernyit. Siapa juga yang datang tengah malam begini?“Siapa?”“Saya tidak tahu, Tuan. Mereka menolak menyebutkan identitas meski sudah saya tanya.”Rasa penasaran Steve langsung naik. Ia meminta keamanan mengantarnya menemui orang-orang terse