Hujan masih deras ketika mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Langit tampak seperti kain abu-abu yang disobek terbuka, menumpahkan air tanpa henti. Cempaka memeluk mantel Pieter yang membalut tubuhnya, sementara Pieter memastikan bagian bahunya tetap terlindungi sebelum ia menengok ke jalan.“Kita harus berlari sedikit,” katanya.Cempaka mengangguk, meski ia tidak yakin bagaimana bisa berlari di bawah hujan begini.Pieter menarik napas, lalu menatapnya sebentar—mungkin memastikan ia benar-benar siap. Kemudian ia meraih tangan Cempaka dan menggenggamnya erat.“Ayo.”Mereka melesat keluar dari bawah atap, berlari di antara lelehan air yang jatuh dari atap bangunan tua. Hujan menghantam mantel dan jarik Cempaka, membasahi bagian bawahnya. Sementara Pieter hampir memayungi seluruh tubuh Cempaka dengan tubuhnya sendiri, membiarkan punggungnya basah total.Beberapa warga yang masih bertahan di jalan menoleh sekilas, sebagian tertawa kecil melihat sepasang muda-mudi yang berlari terg
Last Updated : 2025-11-20 Read more