Hari itu bergerak lambat, seolah waktu sendiri enggan lewat di rumah yang sedang berada dalam bayang ancaman. Matahari memang naik, lalu turun, tapi tidak ada satu pun penghuni rumah yang benar-benar merasa siang telah datang. Pieter tetap tinggal di rumah, nyaris tidak beranjak jauh dari halaman depan dan belakang. Ia mondar-mandir memeriksa pagar, jalur masuk, bahkan pohon-pohon yang menurutnya terlalu rimbun dan bisa digunakan sebagai tempat bersembunyi. Para penjaga bekerja dalam tekanan tinggi, bergerak seolah diawasi langsung oleh maut. Dan Cempaka… ia kembali ke tugas-tugas rumah seperti biasanya, tetapi pandangannya lebih sering terseret ke jendela, ke pagar, ke sudut-sudut rumah yang sebelumnya tidak pernah ia perhatikan.Ada kecemasan yang tak bisa ia sembunyikan dari raut wajahnya masih terlihat suram, setiap kali melihat Pieter mengecek halaman. Meski demikian, hubungan keduanya tetap beku. Dingin—seperti pertama kali Pieter membawanya ke rumah ini dan menyebut hubu
Last Updated : 2025-11-26 Read more