Adrian tersenyum. Tapi senyum itu dingin, seperti bilah logam. “Oh, itu justru semakin membuatku penasaran.” Lalu, tiba-tiba, ia menoleh kepada Cempaka. “Dan kau,” katanya sambil menatap lurus ke arah perempuan itu. “Boleh aku tahu sejak kapan kau tinggal di sini?” Cempaka membuka mulut untuk menjawab, tapi Pieter lebih cepat. “Kau tidak perlu menjawab,” katanya pelan pada Cempaka, tapi cukup tegas untuk memberi sinyal pada Adrian bahwa ia melampaui batas. Adrian tertawa kecil. “Pieter, Pieter… kalau kau menyimpannya seperti barang antik, aku jadi semakin ingin tahu.” "Kalau begitu, simpan saja rasa ingin tahumu sampai membusuk!" Suasana menegang. Cempaka ingin menegur. Tapi ia tahu, kata-katanya bisa memperburuk keadaan. Ia hanya duduk diam, menunduk sedikit, meski ia merasakan mata Adrian memaku dirinya tanpa henti. "Baiklah, tapi kau tahu pasti, aku tak akan menerima saranmu, Piet!" "Dan akan kupastikan kamu menyesal jika melangkah melebihi batasmu!" Adrian
Terakhir Diperbarui : 2025-11-14 Baca selengkapnya