“Kalau aku bilang… semua ini belum selesai, kamu percaya?”Kalimat itu terdengar lebih dari sebuah janji untuk Hanna yang merasa saat ini sedang patah hati. Oleh karena itu Hanna menatapnya lebih lama, mencoba mencari jawaban di balik tatapan itu, tapi Liam sudah lebih dulu menunduk, mengecup keningnya cepat—hangat, tapi juga terasa seperti perpisahan.“Aku harus pergi sekarang,” ucapnya datar, lalu berbalik menuju pintu.Langkah-langkahnya mantap, tidak menoleh lagi, tapi setiap langkahnya meninggalkan sesuatu yang menggantung di udara, Hanna merasa seperti pesan yang belum selesai diucapkan.Sebelum benar-benar keluar, Liam berhenti di ambang pintu dan menoleh setengah.Senyum tipisnya kembali muncul, nyaris tak terlihat.“Kalau kamu percaya padaku, jangan menyesal nanti,” katanya tenang. “Karena setelah semua ini, kamu akan tahu… kenapa aku harus pergi.”Pintu laboratorium tertutup perlahan.Suara kuncinya terdengar halus, tapi di kepala Hanna, bunyi itu seperti gema panjang yang m
Dernière mise à jour : 2025-10-25 Read More