****Pagi itu.Ruby berdiri lama di depan cermin kamar, menatap bayangannya sendiri. Wajah itu, yang dulu penuh semangat, kini tampak rapuh. Ia tahu hari ini, entah bagaimanapun caranya, ia harus berbicara pada Julian. Ia tidak bisa lagi memendam rahasia yang membuat dadanya sesak setiap kali menatap wajah pria itu.Julian duduk di ruang tamu, masih dengan pakaian santai, sibuk menatap laptop di hadapannya. Ia tampak tenang.Langkah Ruby pelan mendekat. Setiap langkah terasa berat, seolah bumi sendiri menahan pergerakannya. Ia berhenti beberapa langkah di depan Julian, lalu menunduk dalam-dalam.“Julian.” suaranya parau. “Aku ingin bicara denganmu.” lanjutnya.Julian menatap sekilas, lalu menutup laptopnya. “Tentang apa, hm?” tanyanya datar.Ruby menelan ludah, lalu perlahan berlutut di depan pria itu. Kedua tangannya menggenggam lutut Julian, matanya berkaca-kaca. “Lepaskan aku, Julian. Aku mohon, lepaskan aku dari semua ini.” ucap Ruby tiba-tiba.Julian mematung, tak percaya deng
최신 업데이트 : 2025-10-21 더 보기