Alessia duduk di kursi panjang, menatap kosong ke arah perapian yang menyala redup. Sejak kejadian pagi tadi, ia belum melihat Drazhan lagi. Namun suara langkah berat itu datang lagi, khas, teratur, penuh kuasa. Ia menoleh dan benar saja, Drazhan sudah berdiri di ambang pintu, mengenakan kemeja hitam yang digulung sampai siku. Di tangannya memegang, setangkai mawar putih, hanya satu tapi tampak jauh lebih besar, lebih segar, dan lebih indah dari buket sebelumnya. “Untukmu,” katanya datar. Alessia tertegun. Ia menatap bunga itu lama, bibirnya bergetar, “Drazhan, kenapa kamu membawakan ini?” Drazhan berjalan mendekat. Langkahnya tenang, tapi sorot matanya mengunci tajam. “Aku ingin menggantikan bunga dari Alexei. Kamu bilang itu hanya bunga, kan? Sekarang anggap ini dariku.” Ia meletakkan bunga itu di pangkuan Alessia, lalu duduk di sampingnya. Jarak mereka hanya sejengkal. Aroma mawar bercampur dengan aroma parfum maskulin khas Drazhan terasa unik di penciuman Alessia. Ia menunduk
최신 업데이트 : 2025-11-05 더 보기