Asap rokok menebal di ruangan bawah tanah, bercampur dengan aroma logam dan debu semen. Lampu gantung tua bergoyang perlahan di langit-langit, menyoroti meja panjang yang dipenuhi peta pelabuhan, foto-foto pengintaian, dan botol vodka setengah kosong.Alexei Vostrikov berdiri di ujung meja. Tubuhnya tegap, berbalut mantel kulit hitam, wajahnya keras dengan rahang mengatup rapat. Asap rokok mengepul dari bibirnya, tapi tangannya bergetar, bukan karena takut, melainkan amarah yang menahan diri untuk tidak meledak.“Empat belas orang,” katanya perlahan, suaranya serak tapi menekan. “Empat belas orangku mati di pelabuhan dan kalian datang padaku dengan apa? Kabar kematian? Aku tak butuh kabar itu, aku hanya butuh kepala Drazhan.”Tak ada yang berani menjawab. Enam anak buahnya berdiri di seberang meja, menunduk seperti budak di hadapan tuan yang murka. Hanya satu orang berani mengangkat kepala, Mikhail, asistennya yang sudah lama mengabdi pada Alexei.“Tuan Alexei, kami tidak tahu Drazhan
최신 업데이트 : 2025-10-16 더 보기