BRAKK!Leon menendang meja di hadapannya, membuat seisi rumah itu terkejut. Pria itu kemudian menghentakkan kakinya, membalikkan badan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Rahangnya mengeras, napasnya memburu, sementara tangan kanannya menarik kasar jemari Silvi.“Astaga, Leon! Sakit tahu! Kau pikir aku ini karung beras?!” protes Silvi, nyaris terseret ke luar rumah megah itu.“Diam, Silvi! Aku tidak mau dengar satu kata pun!” bentak Leon tajam. Para pelayan hanya bisa saling pandang dengan wajah pucat. Mereka tahu, ketika Tuan muda itu mengamuk, seluruh isi rumah bisa terasa seperti ladang ranjau.Sementara itu, Emily hanya diam membisu. Wajahnya datar, senyuman licik yang sedari tadi terukir kini lenyap seketika setelah melihat kemarahan Leon.Leon membuka pintu mobilnya kasar, hampir membuat alarm berbunyi. “Masuk!” “Tapi aku—”“Sekarang, Silvi!”Dengan wajah manyun, Silvi akhirnya duduk di kursi penumpang, menyilangkan tangan di dada. Leon menyalakan mesin mobil dengan hentakan.
Last Updated : 2025-10-30 Read more