Kabin Kapten, Leviathan One – 3 Hari Kemudian Suara pertama yang kudengar bukanlah jeritan mayat hidup atau ledakan sihir. Itu adalah suara DUM-DUM-DUM yang rendah dan ritmis. Detak jantung mesin uap. Suara paling menenangkan di dunia. Aku membuka mata. Langit-langit di atasku terbuat dari pelat baja yang dipaku keling rapi. Udara berbau antiseptik, garam, dan sedikit aroma kopi. Aku mencoba duduk, tapi gelombang pusing menghantamku seolah-olah aku baru saja turun dari rollercoaster. "Jangan bergerak dulu, Bos," suara familiar terdengar dari sudut ruangan. Finn duduk di kursi, kakinya disandarkan ke meja peta, sedang mengupas apel dengan belati mithril yang sama yang dia gunakan untuk membunuh penyihir. Dia tampak lelah, tapi utuh. "Berapa lama?" tanyaku, suaraku serak seperti parutan kelapa. "Tiga hari," jawab Finn, melempar potongan apel ke mulutnya. "Kau tidur seperti orang mati. Ironis, mengingat di mana kita berada." Aku memegang kepalaku. Ingatan membanjiri kemb
Última atualização : 2025-11-20 Ler mais