All Chapters of Permaisuri Gila! Kaisar Tak Bisa Melepaskanmu: Chapter 111 - Chapter 120

Khazad – Tingkat Atas (Zona Pemukiman)Dunia di balik Gerbang Besi adalah keajaiban yang suram.Kami tidak berjalan di dalam gua sempit. Kami berada di dalam rongga geologis raksasa yang bisa memuat seluruh ibu kota Arethian. Langit-langit gua yang tinggi tak terlihat, tertutup oleh asap vulkanik. Cahaya berasal dari sungai-sungai lava yang dialirkan melalui saluran buatan di dinding, memberikan penerangan oranye yang redup dan panas yang konstan.Kota Khazad dibangun secara vertikal. Gedung-gedung batu geometris dipahat langsung ke dinding tebing, dihubungkan oleh jembatan gantung rantai raksasa dan jalur rel kereta tambang yang rumit.Tapi kota ini sedang sekarat.Aku melihatnya dengan mata auditorku. Jembatan-jembatan itu berkarat. Jalur rel banyak yang putus. Dan yang paling mencolok: kepadatan penduduk.Ribuan Dwarf berdesakan di Tingkat Atas. Mereka mendirikan tenda darurat di alun-alun batu. Wajah mereka kotor, kurus, dan

Gerbang Jantung Gunung – Kedalaman Tak TerukurDarrius melangkah turun dari lokomotif, Solaris di tangannya menyala redup, menerangi kegelapan gua. Aku berjalan di sampingnya, pistol uap di tangan. Thrain dan Finn mengawal di sisi.Kurator itu tidak mengangkat senjata. Dia hanya menutup buku catatannya dengan suara KLIK yang bergema."Selamat datang di Akhir Halaman," suaranya terdengar seperti kertas kering yang diremas. "Kalian cepat sekali sampai di sini. Biasanya, Pahlawan butuh tiga volume buku untuk mencapai titik ini.""Kami mengambil jalan pintas," kataku tajam. "Minggir. Kami di sini untuk menutup kebocoran yang kalian biarkan."Kurator itu tertawa, suara yang menyedihkan dan hampa."Kami tidak membiarkannya bocor, Anomali. Kami menahannya."Dia menunjuk ke gerbang kristal ungu di belakangnya."Kalian pikir Naskah Asli itu apa? Hiburan? Tragedi?" Dia menggeleng. "Itu adalah Mantra Pengikat. Setiap plot

Ruang Server Chronos – Jantung GunungLampu merah di peta holografik itu berkedip dengan irama yang membuat perut mual. 10.000 Penyintas. Bangun."Mereka punya senjata," gumamku, mataku terpaku pada layar. "Jika mereka dari tahun 2250... mereka punya senjata laser, railguns, nanotech. Kita melawan mereka dengan pedang dan uap.""Kita kalah telak secara teknologi," kata Finn, wajahnya pucat. "Itu seperti semut melawan sepatu bot.""Semut bisa membunuh gajah jika jumlahnya cukup banyak dan mereka masuk ke belalainya," potong Darrius tajam. Dia tidak tampak takut. Dia tampak... tersinggung.Dia menatap diagram anatomi di dinding—diagram yang menyebut leluhurnya sebagai 'Eksperimen Genetik'."Mereka mungkin menciptakan leluhur kita," kata Darrius, suaranya dingin dan berbahaya. "Tapi mereka tidur selama seribu tahun. Kita yang membangun dunia ini. Kita yang berdarah untuk tanah ini. Ini rumah kita. Bukan laboratorium mereka."

sara pecahan gelas anggur itu sudah berhenti bergema, tapi keheningan di kamar itu terasa lebih tajam dari pedang Darrius.Lyra mundur perlahan hingga punggungnya menabrak dinding dingin gua. Matanya, yang biasanya berbinar dengan keingintahuan intelektual, kini kosong. Kosong karena horor eksistensial."Simulasi..." bisik Lyra, suaranya pecah. Dia mengangkat tangannya, menatap telapak tangannya sendiri seolah itu adalah benda asing. "Jadi... aku tidak nyata? Rasa sakitku, cintaku, studiku... semua hanya... kode?"Dia mulai tertawa histeris, tawa yang mendekati kegilaan. "Kita hanya boneka bayangan di dalam kotak mainan orang mati?"Darrius tidak tertawa. Dia duduk diam di tepi ranjang, menatap tangannya yang mengepal. Urat-urat di lengannya menonjol, menahan amarah yang tidak punya target fisik."Rania," suara Darrius rendah, berbahaya. "Jelaskan. Sebelum aku mulai menghancurkan segalanya."Aku menarik napas dalam. Otakku berput

Cahaya matahari adalah hal pertama yang menyerang kami.Setelah berhari-hari terkubur di perut gunung berapi Khazad, The Sovereign meluncur keluar dari terowongan utama seperti peluru yang ditembakkan dari laras senapan. Sinar matahari yang menyilaukan di dataran tinggi utara membutakan mata, disusul oleh angin dingin yang menusuk tulang.Kami tidak lagi di bawah tanah. Kami berada di Frozen Waste—padang gersang bersalju yang memisahkan wilayah Dwarf dari Kerajaan Manusia."Status!" teriakku melalui tabung komunikasi tembaga yang menghubungkan lokomotif dengan gerbong belakang."Tekanan uap di 120%!" suara Finn terdengar panik, bercampur desis katup yang bocor. "Core Processor Sentinel ini memakan Mana lebih cepat dari yang kita duga! Jika kita tidak menurunkan kecepatan, boiler akan meledak!""Jangan turunkan kecepatan!" balas Lyra dari gerbong pertahanan. "Lihat ke belakang, Rania!"Aku memanjat tangga besi menuju atap lokomoti