Ares menatapnya dalam diam panjang. Matanya berkilat dengan emosi yang sangat kompleks. Rasa sayang, ketakutan, kebingungan, dan sesuatu yang lebih dalam yang belum bisa diungkapkannya dengan kata-kata. Perlahan mulutnya terbukan namun sebelum ia menjawab, pintu pantry terbuka. Dua orang OB masuk membawa galon air besar dan peralatan pel. Mereka terkejut melihat Ares dan Raya di sana, dan langsung membungkuk hormat. "Maaf, Pak Ares, Mbak Naraya. Kami mau isi galon dan pel lantai," ucap salah satu OB dengan canggung. Ares langsung berdeham, mengubah ekspresinya menjadi sangat profesional. Ia lantas melangkah menjauh dari Raya, menjaga jarak yang pantas. "Tidak apa-apa. Silakan," ucap Ares dengan nada yang sangat formal. Raya yang sempat ingin mengatakan sesuatu, langsung menutup mulutnya. Ia mengambil cangkir kopi yang sudah jadi, melangkah mendekat pada Ares dan menyerahkannya dengan gerakan yang sangat formal. "Kopinya, Pak," ucapnya dengan nada yang sangat profesional, seolah
Last Updated : 2025-11-19 Read more