บททั้งหมดของ SKANDAL PANAS NONA MUDA: บทที่ 91 - บทที่ 100

Bern mundur dengan cepat ketika Ivana menerobos masuk begitu saja. Pria tua itu menatap heran pada nyonya mudanya. Sebelum beralih pada Zack yang tampak menggulung senyum."Ah, romansa masa muda yang menggemaskan," gumam Bern dalam hati. Satu lagi dia punya bahan menggosip dengan nyonya besarnya.Sebelum Bern buka suara, Zack sudah lebih dulu memberinya warning. "Hati-hati waktu bicara." Ekspresi Zack yang tadinya sumringah berubah dingin begitu yang dihadapi adalah Bern.Pria itu melirik sekilas sang asisten rumah tangga. Tahu benar kalau sejatinya peringatannya tidak berarti sama sekali. Bern adalah mata-mata yang punya kebebasan untuk melapor ke mana saja. Tergantung pihak mana yang bertanya.Suara hentakan kaki membuat keduanya menoleh. Mereka melihat Ivana menaiki tangga rumah utama dengan kaki menghentak kesal.Perempuan itu menghilang di balik pintu kamar mereka. "Tugasmu selesai. Kembali lagi besok."Bern membungkukkan badan. Dia berlalu menuju bangunan sayap kanan. Di mana ka

Sabrina, perempuan itu memandang tajam ke rumah utama. Dia berada di kamar tamu yang berada tepat di atas ruang tamu. Bern tidak bisa mengusirnya, Sabrina memaksa tinggal dengan dalih Zack sudah memberinya izin.Wanita itu menggeram kesal. Sejak dibangun enam tahun lalu, rumah utama di The Crystal tak pernah bisa Sabrina masuki. Dia hanya dapat menemui Zack di ruang tamu, juga ruang kerja.Selain itu tidak ada ruang lain yang bisa dia akses. Zack benar-benar menjaga batasannya. Padahal mereka sudah sangat dekat. Tapi sekarang.Rahang Sabrina mengatup rapat saat Zack memperkenalkan Ivana sebagai istrinya. "Tidak! Dia adalah milikku!" Kata Sabrina dengan tangan terkepal erat. Matanya tak lepas dari ruangan tepat di seberangnya. Di mana sebuah ranjang besar terlihat jelas dari tempat Sabrina berdiri. Melihat perlakuan Zack, bisa dipastikan jika lelaki itu telah bercinta dengan Ivana di kamar yang selalu jadi kamar impiannya sejak tempat itu exist."Dia pasti menikahi perempuan itu karen

"Kak, bagaimana?" Amelia menghadang Armando yang terlihat keluar restoran. Kakaknya baru saja meeting dengan seorang klien.Herannya beberapa waktu terakhir banyak klien yang menolak bekerja sama dengan Armando. Tapi jika negosiasi ditangani oleh orang lain, klien banyak menerima tawaran kerja sama mereka. Ini aneh.Gelengan Armando memupuskan harapan Amelia. "Aku tidak habis pikir. Kemarin waktu Jeremy yang pergi, mereka terima tawaran kita. Tapi sekarang, kakak pikir apa ada yang menyabotase nama kakak."Langkah Armando terhenti mendengar pendapat Amelia. Bisa jadi, tapi siapa yang bisa melakukan ini. Seingat Armando, satu-satunya orang yang tidak menyukainya adalah Zack Alejandro. Namun Zack dengan kedudukannya, jelas tidak punya kemampuan untuk menyabotase namanya. Armando tidak tahu saja. Kalau Zack memang melakukannya. Sesuai ucapan Zack, pria itu akan selalu mengganggu Armando. Baik di luar dunia bisnis maupun di dalam bisnis. Kesialan kecil kerap Armando alami, seperti tert

Zack dengan cepat menahan tangan Ivana. Dalam sekejap mata, perempuan itu sudah berada dalam rengkuhan tubuh kekarnya. Ivana perlu beberapa detik untuk mencerna apa yang sedang terjadi. Pelukan Zack terasa begitu posesif untuknya. Tapi di samping itu ada rasa aman dan terlindungi di dalamnya. Terlindungi dari apa, Ivana sendiri tidak tahu. Yang jelas, dia nyaman berada di sana.Armando menggeram melihat sikap Zack. Tapi di hadapan orang banyak dia tidak mampu berbuat apa-apa. Apalagi semua yang berada di situ terlihat sangat pro pada Zack.Bahkan Kelly saja menatap penuh benci padanya. Seolah dia adalah musuh bebuyutan yang harus disingkirkan."Ivana tidak akan ke mana-mana. Betul tidak, sayang?" Semua orang menahan napas ketika sebutan sayang terucap dari bibir Zack. Baru kali ini sang bankir yang terkenal licik dan kejam menunjukkan kasih sayangnya pada seorang wanita.Sandro sampai terbelalak, diikuti senggolan di lengannya. Dia menoleh guna mendapati Regina pelakunya. Sejak kapa

"Zack, stop!" Ivana mendorong pelan dada telanjang Zack saat pria itu mencium keningnya. Pria itu terkekeh, dia biarkan Ivana melanjutkan tidurnya setelah sesi "sparring" super panas keduanya. Dari mobil mereka bisa pindah ke kamar utama dalam hitungan menit.Ancaman Zack soal Pallet Paradise membuat Ivaba tidak punya pilihan selain menuruti kemauan Zack. Pria jadi lebih beringas sejak pindah ke The Crystal. Terlebih setelah Zack menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Kedudukan juga kekuasaan Zack sedikit banyak mempengaruhi ketakutan Ivana. Zack yang sekarang jelas bukan lawan yang bisa Ivana tundukkan begitu saja.Salah langkah, Ivana bisa kehilangan segalanya. Terutama Pallet Paradise. Kantor itu, Ivana harus mempertahankannya, apapun yang terjadi. Bagaimanapun caranya."Good girl," kata Zack setelah membersihkan diri juga berganti pakaian. Pria itu kembali mencium puncak kepala Ivana sebelum membuka pintu di sebelah kiri. Pintu di mana lorong penghubung ke ruang kerja Zack