บททั้งหมดของ SKANDAL PANAS NONA MUDA: บทที่ 71 - บทที่ 80

Zack berbalik guna mendapati Ivana berdiri di pintu kamarnya. Lagi-lagi dengan pakaian yang membuat Zack sakit mata. Tank top dan celana pendek. Dada, paha mulus menggoda.Pria itu ingin mengumpat andai Ivana tak lebih dulu bertanya. "Siapa yang ingin kamu habisi?"Zack menyambar kemeja hitam di sudut ruangannya yang teramat rapi dalam penilaian Ivana. Kemeja itu kemudian disampirkan ke bahu sang nona yang tanpa segan memakainya."Armando Moonstone. Jika saya punya uang, saya ingin menghabisinya," balas Zack tanpa tedeng aling-aling.Ivana terbahak mendengar jawaban Zack. Dia pikir Zack bercanda padahal yang lelaki tersebut katakan adalah benar. Jika Zack punya kesempatan, dia memang akan melakukannya. Sayangnya keinginannya untuk menyiksa Armando lebih kuat, dibanding mengeksekusi nyawa Armando secara langsung.Serum yang Luis ciptakan telah dicampurkan ke obat penghilang nyeri Armando. Walau tidak diminum tiap hari, efeknya akan tetap muncul. Dan Zack akan sabar menantikannya."Kam

"Berhasil!"Zack belum sempat bertanya ketika Ivana sudah lebih dulu bicara. Ekspresi Zack datar saat mengucapkan selamat. Ivana tidak kaget lagi. Pengawal sekaligus suaminya memang begitu.Ivana tampak senang. Sepuluh desain yang dia ajukan diterima dengan baik oleh Magdalena. Pun dengan Vancroft juga tim pengembangan desain. Mereka puas dengan rancangan Ivana yang mereka nilai unik tapi tetap memiliki nilai jual. Sesuai dengan tren terkini, tapi tetap bisa diterima dalam beberapa tahun ke depan."Minum dulu." Zack mengulurkan susu almond pada sang nona.Ivana langsung menerima lantas meminumnya. Tangannya kembali bergerak di tabletnya. Sepertinya Ivana menemukan ide baru lagi. Terbukti tangannya kembali bergerak di atas benda pipih tersebut.Zack dan Ivana masih berada di sana kendati urusan sudah selesai. Janji dengan Nyonya Valora masih nanti siang. Jadi mereka tidak terburu-buru.Demi kenyamanan, Zack dan Ivana pindah ke lobi. Tidak mungkin mereka berada di depan ruangan Vancrof

Luka Zack untungnya tidak terlalu parah. Tapi dua jahitan diterima suami Ivana malam itu. Zack pulang dengan tubuh sempoyongan, nyeri juga perih. Sandro mengantar Zack sampai ke depan pintu apartnya.Zack berpesan agar Clayton diproses secara hukum. Sekalian saja bongkar kasus pria itu telah menggelapkan dana VC Properties. Juga penjualan aset istrinya yang sudah pasti tanpa izin.Malam itu Clayton tidak hanya dijerat pasal pemukulan. Tapi kasus penggelapan serta penipuan turut dilimpahkan pada polisi. Clayton ternyata cukup problematik.Clayton tentu terkejut. Ketika pengacara yang mewakili Zack menyebut kalau kliennya tidak akan mengambil jalan damai. "Dia cuma penipu. Kenapa Anda mau membelanya?" Clayton berteriak kencang. Dia tidak terima dengan tuntutan yang ditujukan padanya. "Siapa bilang klien saya penipu. Anda harus berhati-hati berurusan dengan klien saya.""Dia mana mungkin CEO Lunar Dream. Dia masih ada di luar negeri." Clayton tetap keras kepala."Dia sudah kembali. Dan

"Sebenarnya kasus seperti ini dulu pernah ada. Zaman bapak kita masih muda. Dulu perasaan sudah dibasmi sampai ke pemimpin klannya. Kenapa sekarang nongol lagi," kata Arthur ketika mereka berhasil menyelinap di balik tembok bangunan."Yang klan punya Draco itu ya. Papa pernah cerita," sambut Luis."Aku sudah lama gak ikutan yang kayak begini. Sejak kakek pilih mundur, papa juga berhenti jadi sniper, emakku ngamuk, dia gak mau papa ikut misi-misi lagi," kenang Zack sambil bersandar ke tembok."Sayang lo, padahal The Eye itu hebat banget. Di masa itu sudah ada sistem yang kayak gitu. Bisa ngalahin kakek go**gle kalau sekarang," cetus Vano yang diangguki Azlan. Keduanya mewarisi seni mengutak atik sistem dari ayah masing-masing."Om Ian mau hidup normal, kakek juga," sambar Zack."Oh iya, cuma dua orang itu yang bisa mengoperasikan The Eye. Terus sistemnya diapain sekarang?" Vano penasaraan."Ya masih ada, cuma tidak diupgrade. Sesekali dipakai kalau ada perlu."Vano dan Azlan mendesah k

Zack menghindar ketika tangan Ivana hendak menyentuh wajahnya. Dia sendiri tidak merasa ada yang terluka. Namun begitu, Zack agaknya lupa, semalam dia kena pukul di wajahnya. Tidak menyakitkan tapi memar keunguan tercipta di sana."Saya tidak berkelahi. Saya tidur nyenyak, keluar kamar pun tidak ... tapi keluar rumah."Kalimat terakhir terucap dalam hati. Zack acuh ketika Ivana terus memindai dirinya. Seolah sedang mencari kesalahannya."Lalu itu apa?" Ivana menunjuk rahang Zack."Mungkin waktu tidur saya kepentok atau apalah. Yang jelas saya tidak berkelahi ... cuma berantem."Pria itu tersenyum tipis, sejak kapan dia lihai berbohong. Zack melanjutkan acara makan. Sama sekali tidak peduli dengan Ivana yang masih memperhatikannya. Atau setidaknya Zack mencoba bersikap demikian."Kalau Nona tidak cepat. Nona akan benar-benar telat."Ancaman Zack langsung direspon Ivana. Perempuan itu mempercepat sarapannya hingga setengah jam kemudian, Ivana sudah berada di lobi Pallet Paradise.Hari-h