Kiana merenungkannya sejenak. Sepertinya, dia sudah terlalu baik.Dia ingin mengungkap masalah ini, melepaskan dan pergi. Penghinaan dan kebencian itu ditelan dengan gigi terkatup, lalu dicerna perlahan dengan sendirinya.Kiana sudah berniat melepaskan mereka, tetapi mereka masih tidak mau melepaskannya.Kalau begitu, lanjut bermain saja."Oke." Kiana tersenyum lebar.Melihat Kiana setuju, ibunya Yovan tidak bisa menahan diri dan mengerutkan bibirnya."Benar saja, setelah ribut-ribut begitu lama, yang kamu inginkan cuma pesta pernikahan."Kiana mengangkat sebelah alisnya. "Jangan-jangan kamu mau ingkar janji?""Kiana, aku pasti akan kasih kamu pesta pernikahan termegah!"Yovan dengan gembira berlari turun ke bawah menghampiri Kiana, lalu berlutut dengan satu kaki, dan meraih tangan Kiana. Tubuhnya sampai gemetar karena kegirangan."Aku janji, bukan. Aku bersumpah, aku akan mencintaimu selamanya, setia padamu, dan menua bersama!"Setia dan menua bersama?Kalimat yang keluar dari mulutny
Read more