"Aku… aku masih ada urusan.""Semua orang ada di dalam. Setidaknya, kamu juga harus menampakkan diri, 'kan? Ayo masuk dan minum. Anggap saja kasih aku muka, oke?"Yovan berdeham pelan. "Mana mungkin aku nggak beri muka pada Tuan Melvin?"Melvin terkejut. Dia hanya memberinya sedikit dorongan. Tak disangka, Yovan benar-benar memanfaatkan kesempatan itu untuk menjilat!"Kalau begitu, aku harus berterima kasih pada Tuan Yovan karena berkenan memberiku muka."Yovan mengikuti Melvin masuk. Restoran itu adalah rumah bergaya antik dengan tiga halaman. Dinding kasa, koridor beratap, bebatuan, dan kolam, menciptakan suasana yang sangat atmosferik.Sembari mengikuti Melvin ke dalam, dia juga mengamati sekeliling dan berusaha menemukan sosok Kiana. Namun, semua ruangan terkunci, jadi dia tidak bisa melihat siapa pun di dalam.Begitu berjalan sampai ke halaman paling dalam, berbeda dengan area di depan yang ramai dan bising, tempat ini lebih terpencil dan tenang. Bahkan, para pelayan pun menyajika
Read more