All Chapters of Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan: Chapter 51 - Chapter 60

Demi tampil memukau, ibunya Yovan meminta Rachel mencoba beberapa gaun dan beberapa kali berganti riasan. Terakhir, dia memilih gaun panjang sifon putih tanpa tali, yang mengembang dan ringan, dengan bunga putih besar yang diikatkan di pinggang. Gaun itu bukan hanya memperlihatkan pinggang rampingnya, tetapi juga membuatnya tampak anggun.Ibunya Yovan bahkan menyewa seorang penata rambut untuk menata rambut Rachel menjadi keriting lembut yang menjuntai di bahu. Kemudian, dipadukan dengan kalung mutiara, yang membuatnya tampak lembut dan anggun."Rachel, lihat betapa cantiknya dirimu. Kamu biasanya nggak suka berdandan, makanya kamu selalu dikalahkan orang lain."Kiana tidak berdaya. Dia hanya duduk di kamarnya sendiri, tetapi semua kesalahan malah dilemparkan padanya.Melihat dirinya melalui cermin, Rachel merasa puas dan berkata dengan malu-malu, "Entah Yovan suka atau nggak.""Dia pasti suka."Keduanya mulai memamerkan kasih sayang ibu dan anak lagi. Kiana melirik jam dan menyadari b

Keluarga Sumargo yang disambut dengan dingin terpaksa masuk ke dalam dengan wajah muram.Staf mengantar mereka ke tempat duduk yang berada di tengah ruangan. Setelah duduk, mereka menyadari bahwa hampir semua tatapan orang di ruangan itu tertuju pada satu arah.Yaitu pria yang duduk di meja paling depan, tepat di sebelah Tuan Besar Keluarga Julio. Pria itu mengenakan setelan hitam. Meski hanya punggungnya yang terlihat, sikapnya yang begitu bermartabat tidak bisa ditandingi oleh orang lain."Dia pasti dari Keluarga Sagara itu, 'kan?" kata ayahnya Yovan dengan mata berbinar.Yovan mengangguk. "Seharusnya begitu."Di pesta Keluarga Julio, dia bisa duduk di sebelah Tuan Besar Arman, sebuah posisi yang jauh lebih bergengsi dibandingkan tamu undangan lainnya. Siapa lagi kalau bukan dia?"Dia baru saja kembali dari luar negeri. Keluarga Sagara sudah mempromosikannya ke manajemen tertinggi. Maksud dari langkah ini sudah jelas. Kita belum pernah berhubungan dengan Keluarga Sagara sebelumnya, t

Kiana sedang menunggu kesempatan. Begitu orang-orang di sekitar Tristan bubar, dia akan langsung bicara. Tidak peduli pria itu mau dengar atau tidak, yang penting Kiana harus mengatakan apa yang ingin dia katakan.Tiba-tiba, ada orang memegang bahunya saat ini.Dia terkejut dan berbalik. Rupanya Yovan."Duduklah di belakang. Jangan permalukan dirimu di sini!" bisik Yovan padanya sambil membungkuk.Kiana mengerutkan kening. Atas dasar apa Yovan mengaturnya?"Aku duduk di tempatku. Kenapa malah jadi permalukan diri?""Kamu bisa duduk di sini berkat Keluarga Sumargo!""Hmph. Maksudmu, aku manfaatkan pengaruh keluarga kalian? Yang duduk di depan itu aku, sementara kalian duduk di belakang?"Apa perkataan ini masuk akal?"Jadi, bangkitlah sekarang juga dan kembalikan tempat dudukku!"Kiana tidak bisa berkata-kata. Yovan ingin dia mengembalikan tempat duduknya? Jadi, pria itu mengira ini tempat duduknya?Sudah kelewat percaya diri, 'kan?"Yovan, ada begitu banyak orang di sini. Aku nggak ing

"Tentu saja bukan. Aku juga nggak tahu kenapa talinya bisa putus…"Kiana buru-buru menjelaskan. Berbicara sampai di sini, dia tiba-tiba teringat dengan kejadian sebelumnya. Yovan memegang bahunya dan dia menepisnya beberapa kali. Dia menduga tali bahunya sudah longgar saat itu. Kemudian, secara kebetulan, talinya putus di depan Tristan."Sebenarnya, taktik seperti ini bukanlah hal baru.""Jadi, kamu kira aku lagi menggodamu?"Tristan melirik ke bagian yang ditutupi Kiana dengan tangannya. Ada senyum mengejek tersungging di bibirnya.Wajah Kiana memerah. "Kamu lihat barusan?""Bukannya kamu yang kasih aku lihat?""Nggak!""Oh ya?"Saking marahnya, pikiran Kiana sampai menjadi kosong. "Kamu sudah melihatnya, terus kenapa kamu bohong? Jelas-jelas milikku sangat… sangat mengagumkan!"Tristan terkekeh. "Kalau begitu, aku pasti nggak lihat dengan jelas.""Huh!""Bagaimana kalau biarkan aku lihat lebih dekat sekarang?""Bajingan!"Kiana memelototi Tristan dengan mata merah. Melihat pria itu t

Setelah mengambil keputusan, Rachel merasa makin yakin."Kiana, bagaimana kamu bisa menipu kami seperti ini? Apa kamu nggak merasa bersalah?"Mendengar itu, ibunya Yovan langsung bereaksi dengan cepat. Dia mengerucutkan bibir dan mendengus dingin. "Kami bukan orang bodoh. Kami nggak semudah itu dibodohi!"Selesai berbicara, dia pun menyikut Yovan. "Jangan-jangan kamu percaya padanya?"Yovan menatap tajam Kiana. Dia ingin Kiana memberinya penjelasan.Kiana mengambil gelas anggur di atas meja, lalu menggoyangkan anggur merah itu, dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menjelaskan.Melihat sikapnya, Yovan menggertakkan giginya. "Kiana, apa hubungan kita nggak pantas menerima penjelasan darimu?"Kiana mencibir. "Nggak pantas.""Ternyata benar, kamu memang selingkuh.""Tunggu, Tuan Yovan. Di saat kamu menuduh Nona Kiana berselingkuh, kamu juga menuduhku. Apa pun sikap Nona Kiana, aku pasti nggak akan menyetujuinya!" kata James sambil mengerutkan kening."Pak James, kamu mungkin khilaf sesa