“Rexa? Cassie?” Suara seorang wanita menggema dari ruang tamu, lantang, tegas, dan sangat familiar, membuat ciuman panas itu terputus seketika. Cassandra membeku. Otot-otot tubuhnya mengencang, napasnya tercekat, dankedua matanya membesar, menatap Rexandra tanpa berkedip. Sementara pria di hadapannya sama sekali tidak terlihat panik. Dia justru menangkup wajah Cassandra dengan satu tangan, menatapnya dengan senyum miring khasnya. “Rexa? Cassie? Kalian di dapur?” Suara itu kembali memanggil, lebih jelas, diiringi langkah ritmis sepatu hak. “Ya Tuhan!” Cassandra mendesis sangat lirih. “Itu suara Mama, Rexa.” Wajahnya langsung memerah total. Perasaannya campur aduk karena malu, panik, dan takut ketahuan. Lalu suara seorang pria melengking tegas. “Cassie? Rexa?” Cassandra semakin pucat. Suaranya tercekat. “Rexa, itu Papa.” Rexandra tidak bereaksi selain menaikkan sebelah alisnya, tampak santai dan tenang. “Rexa, turunin aku. Turunin sekarang!” Desak Cassandr
Last Updated : 2025-11-25 Read more