All Chapters of LELUHUR TERKUAT: Chapter 141 - Chapter 150

“Tuan Muda Ye! Dialah musuh besar kami berdua!” “Dulu kami membuka warung mie di kaki Gunung Lietian justru untuk menghindarinya!” “Kami tidak menyangka dia akan mengejar sampai ke sini!” “Tuan Muda Ye, tolong lindungi kami!” Dua saudari keluarga Liu berbicara bergantian, berisik di telinga Ye Qingyun seperti burung pipit. Ye Qingyun akhirnya memahami situasinya. Pria berbaju hitam ini adalah musuh keluarga Liu. Memang dulu para saudari itu pernah menyebutkan bahwa mereka punya musuh kuat. Ye Qingyun cuma tidak menganggapnya serius. Dan sekarang… Ia baru sadar— dua perempuan ini memang pembawa masalah. Musuh mereka benar-benar mengejar sampai ke gunung tempat dia tinggal. Ye Qingyun langsung cemas. Orang ini jelas tampak bukan orang baik, dan dia membawa senjata pula. Kal

Bencana besar menimpa Buddha!Sebuah malapetaka yang tak terbayangkan!Tiga Orang Suci wafat dalam kedamaian, sementara para biksu bertarung mati-matian melawan iblis Buddha!Pertempuran dahsyat ini membuat wilayah barat yang dikuasai ajaran Buddha bermandikan darah.Langit dan bumi seperti ikut menangis.Para biksu tewas dan terluka tanpa henti.Manik-manik Buddha berserakan di mana-mana.Jubah-jubah lusuh beterbangan di udara.Di tengah hamparan gurun, iblis Buddha Bo Xun berdiri dengan kaki menginjak tumpukan mayat para biksu. Salah satu tangannya sedang mencengkeram leher seorang biksu.Dan biksu itu bukanlah orang lain—dia adalah Hui Kong.Hui Kong sudah terluka parah, tubuhnya dipenuhi darah.Namun begitu, ia tetap tidak menunjukkan sedikit pun ketakutan. Tatapannya kokoh, menantang iblis Buddha Bo Xun dengan keberanian yang tak tergoyahkan.“Kau tidak takut padaku?”

Dari dalam awan iblis, muncul sebuah sosok mengerikan.Memiliki tiga wajah dan enam lengan, memancarkan kekuatan iblis yang menakutkan.Dialah iblis Buddha Bo Xun!“Datang juga…”Mata Shen Tianhua menyipit.Namun ketika melihat wujud Bo Xun, jantungnya ikut bergetar.Tiga wajah, enam lengan… jelas bukan makhluk biasa.Ditambah lagi aura iblis yang menggulung seperti gelombang tak berujung—bahkan Shen Tianhua, yang merupakan ahli tingkat tinggi, merasa dadanya seperti ditekan oleh gunung.“Hmm?”Bo Xun merasakan adanya aura kuat.Ia menatap ke arah puncak gunung di kejauhan, melihat Shen Tianhua berdiri tegak di sana.“Menarik…”Bo Xun menyeringai.Ia melangkah, lalu berdiri menggantung di langit.Awan iblis di belakangnya bergolak terus-menerus, berubah wujud tanpa henti:Kadang menjadi biksu muda yang tampak tenang.Kadang menjadi wanita cantik yang anggun.

Sutra Yoga Buddha Kuno!Ini bukan pertama kalinya iblis Buddha Bo Xun melihatnya.Sebelumnya, ia sudah menyaksikan kekuatan Sutra Yoga Buddha Kuno pada diri Hui Kong.Saat itu saja, Bo Xun sudah tahu bahwa ilmu itu berasal dari Putra Suci Buddha.Sekarang setelah datang ke sini—ternyata benar!Dan tampaknya, Putra Suci ini bahkan menguasai versi lengkap dari Sutra Yoga Buddha Kuno.Hanya saja… mengapa dia mengajarkan dua perempuan itu untuk berlatihnya?Apakah ada tujuan tersembunyi?Da Mao menoleh dan melirik Bo Xun.“Kau maju sendiri.”Iblis Buddha Bo Xun menyipitkan mata, tubuhnya bergeser.Ia tidak memperlihatkan wujud aslinya yang bermuka tiga dan berlengan enam.Sebaliknya, ia berubah menjadi seorang pemuda kurus dengan wajah biasa.Bo Xun melangkah mendekat.“Gongzi, ada orang datang.”Kakak-beradik keluarga Liu lah yang pertama menyadarinya.Ye Qin

Sang kepala pelayan segera menerima keranjang telur itu dengan sangat hormat.Pada saat yang sama, kepala keluarga Zhang juga keluar dari dalam rumah. Di pelukannya ada seorang bayi putih gemuk yang sedang menangis meraung-raung.“Ah, Nenek. Terima kasih atas telur-telurnya. Ini anak saya, saya perkenalkan pada Anda,” kata kepala keluarga Zhang dengan wajah penuh kebahagiaan kepada nenek tua itu.Nenek tua itu mengangguk, menatap bayi di gendongan kepala keluarga Zhang. Pada wajahnya yang telah renta, sebuah senyum hangat ikut terbit.“Anak kecil, banyak-banyaklah minum susu ya. Cepat besar dan tumbuh kuat,” katanya sambil mengulurkan satu jari untuk menggoda sang bayi.Bayi itu pun tak lagi menangis. Ia membuka mata bulatnya dan menatap si nenek dengan rasa ingin tahu. Tangannya yang kecil terulur, memegang lembut jari nenek tua itu.“Hehehe…”Nenek tua itu tertawa.Bayi itu juga mengeluarkan tawa ceria.Pa