All Chapters of LELUHUR TERKUAT: Chapter 151 - Chapter 160

Iblis Buddha Bo Xun tertegun.Ia menatap gadis itu.Menatap lagi.Dan lagi.Hingga akhirnya, iblis Buddha Bo Xun meneteskan air mata.Benar-benar sama.Sama seperti orang itu—orang yang selalu ada jauh di lubuk hatinya.Alisnya sama, wajahnya sama.Senyumnya… sama persis.Itulah titik paling lembut sekaligus luka terdalam di hati Bo Xun.Ia pikir seumur hidup ini, ia tak akan pernah melihatnya lagi.Namun tak disangka…Pada detik berikutnya—iblis Buddha Bo Xun menghilang seperti hembusan angin.“Hmm? Ke mana orangnya?”Ye Qingyun menoleh.Barusan Bo Xun masih berada di sampingnya, tapi sekarang sudah tak ada.Ia buru-buru mencari.Dan melihat Bo Xun telah berdiri di halaman sebelah, menatap gadis yang tadi baru keluar dari sana… dengan tatapan seperti binatang buas yang menemukan mangsanya.Gadis itu terkejut sete

“Beruntung?”Beberapa orang saling berpandangan. Tentu saja mereka tidak percaya.Kalau hanya satu atau dua kejadian, mungkin masih bisa disebut keberuntungan.Tapi Ye Qingyun setiap kali selalu “beruntung”.Masak itu masih bisa disebut kebetulan?Jelas-jelas bukan masalah keberuntungan—Ye Qingyun sendiri yang sudah menyelesaikan masalah iblis Buddha Bo Xun.Hanya saja, karena Ye Qingyun tidak mau mengakui, mereka pun tidak mengejar lebih jauh.Bagaimanapun, semua orang sudah tahu siapa yang sebenarnya menyingkirkan iblis Buddha Bo Xun.Namun demi keamanan, baik Dongfang Su maupun Xu Changfeng bertiga tetap mengutus orang untuk berjaga di pasar.Tujuan mereka sederhana: mengawasi iblis Buddha Bo Xun.Jika terjadi sesuatu, mereka bisa segera merespons.Meski kemungkinan pada akhirnya mereka tetap harus memanggil Ye Qingyun untuk turun tangan…“Kalian sudah datang, sekalian maka

Dataran Beichuan.Sebuah kota kuno yang sudah rusak.Angin gurun bertiup kencang, membuat kota kuno itu tampak semakin misterius.Pada hari itu, di luar kota kuno tersebut datanglah sebuah pasukan kecil.Pasukan itu berzirah lengkap—jelas berasal dari kekuatan yang tidak biasa.Di paling depan berdiri seorang pemuda berzirah hitam, tampan dan gagah, memegang tombak panjang.Di wajahnya tampak penuh dengan sifat liar dan angkuh.“Wakil Tuan Muda, si bajingan kecil itu berada di dalam kota itu,”kata seseorang sambil menunjuk ke arah kota kuno.Pemuda berzirah hitam itu menunjukkan ekspresi meremehkan.“Jadi dia bersembunyi di tempat seperti ini. Hari ini, aku—Lu Haotian—akan meratakan tempat ini.”Nama pemuda itu adalah Lu Haotian, putra pewaris Keluarga Lu dari Beichuan.Meskipun Keluarga Lu bukan keluarga papan atas, mereka tetap berada dalam jajaran keluarga besar tingkat dua.Sebagai pener

“ayah, ayah harus membalaskan dendamku!”Lu Haotian berkata penuh kemarahan dan rasa terhina.Kepala keluarga Lu, Lu Hanyuan, mengerutkan alis dalam-dalam.Sebenarnya, ia tidak ingin lagi mencari masalah dengan orang yang berada di Kota Kuno Huangyan.Namun melihat keadaan putranya yang begitu menyedihkan, ia juga merasa sulit menelan penghinaan ini.Keluarga Lu, keluarga besar terkemuka…Kapan pernah dipermalukan sampai seperti ini?Sungguh tak dapat diterima!Memang begitulah manusia—begitu emosi tersulut dan harga diri terinjak, akal sehat pun ikut hilang.“Orang-orang keluarga Lu tidak bisa dihina begitu saja!”Lu Hanyuan berkata dengan suara dalam.“Walaupun dia seorang ahli bela diri, tapi keluarga Lu juga bukan keluarga yang bisa diinjak.”Semua orang menoleh pada Lu Hanyuan.Lalu—Dengan sebuah kibasan tangan yang tegas, ia berkata:“Aku akan turun tangan sendiri!”

Ye Qingyun menatap papan Go dengan senyum tipis di ujung bibir.Ia sudah menang.Hanya saja, Liu Xingyue yang duduk di hadapannya masih belum menyadarinya.Bahkan Liu Changyue yang menonton di samping pun tidak melihatnya.Mereka berdua sama-sama mengira bahwa keadaan di papan Go masih seimbang.Namun kenyataannya…Ye Qingyun sudah menggenggam kemenangan sepenuhnya.Sejak awal, ia sudah mengunci seluruh titik kunci yang bisa dipakai Liu Xingyue untuk membalikkan keadaan.Ia hanya belum mengungkapkannya.Begitu Liu Xingyue mencoba menyerang, Ye Qingyun akan langsung menutup seluruh celahnya—membuat kekuatannya sia-sia.Itulah cara Ye Qingyun memastikan kemenangan.Dan benar saja.Seiring waktu berjalan, situasi di papan Go mulai berubah.Liu Xingyue mencoba meningkatkan tempo serangannya.Namun entah mengapa, ia merasa setiap langkahnya seperti sudah dihitung