All Chapters of LELUHUR TERKUAT: Chapter 61 - Chapter 70

Ayah dan anak dari keluarga Chi sama-sama tertegun. Mereka tak menyangka Ye Qingyun akan bertanya seperti itu. “Ehh… Tuan Ye, mengapa Anda menanyakan hal itu?” Chi Zhengguo bertanya heran. “Yang Mulia, ini penting sekali. Mohon jawab dengan jujur,” kata Ye Qingyun dengan wajah serius. Melihat ekspresinya yang tegas, Chi Zhengguo tak berani menyembunyikan apa pun. “Saya memang sangat menyukai minum arak. Setiap hari paling sedikit setengah jin (sekitar 250 ml) arak saya minum. Terutama sebelum tidur, saya selalu meneguk dua cawan kecil agar bisa tidur lebih nyenyak.” Mendengar itu, Ye Qingyun menghela napas kecil. Kecanduan arak-nya lumayan parah juga. Setiap hari minum setengah jin, dan sebelum tidur masih harus minum lagi. “Tidak heran kalau begitu,” kata Ye Qingyun sambil menghela napas panjang. Chi Yanyu lan

Biksu berjubah putih itu memandang para prajurit perbatasan yang kini terperangkap dalam kebingungan. Di wajahnya tersungging ekspresi suci dan tenang, seolah ia bukan manusia, melainkan makhluk surgawi yang turun ke dunia fana. “Yang tersesat, sadarlah kembali. Masuklah ke pintu ajaran Buddha, barulah kau bisa terbebas dari penderitaan.” Kata-kata itu diucapkannya berulang kali, lembut namun bergema bagaikan mantra yang menusuk jiwa. “Yang tersesat, sadarlah kembali. Masuklah ke pintu ajaran Buddha, barulah kau bisa terbebas.” “Sadarlah kembali… sadarlah kembali…” Semakin lama ia melantunkan kalimat itu, semakin kuat pengaruhnya. Para prajurit perbatasan itu pun seolah kehilangan kesadaran, satu demi satu berlutut di hadapan biksu berjubah putih itu. Wajah mereka penuh dengan kegairahan dan ketulusan fanatik. Biksu berjubah putih melangkah ke depan, mendekati komandan

Semua orang terdiam tanpa suara. Mereka semua terkejut oleh kemegahan saat Xuanjing datang. Seratus ribu orang mengikuti di belakangnya sambil melantunkan sutra. Pemandangan seperti itu—betapa megahnya! Tak satu pun dari mereka yang hadir pernah menyaksikan sesuatu seperti ini. Ini jelas merupakan sebuah demonstrasi kekuatan. Setelah memberi salam dengan sopan, Xuanjing menatap ke arah Huikong dan para biksu lainnya di seberang. Melihat mata mereka yang dipenuhi rasa takut dan waspada, Xuanjing merasa sedikit bingung. Awalnya, ia mengira begitu mereka melihat dirinya, mereka akan merasa gembira dan terharu. Namun sekarang tampaknya ia keliru. Apakah Huikong dan yang lain bukan ditahan oleh Dinasti Tianwu seperti yang ia kira? “Huikong, murid keponakanku, mengapa kalian tidak kembali ke Buddhisme Barat?” tanya Xuanjing perlahan. Huikong menundukkan tubuhnya memberi hormat. “Paman guru, kami tinggal di sini atas kemauan kami sendiri untuk mengikuti Sang Putra Suci dan belaj

“Rahib tua ini tak bisa menebak jawabannya.”Xuanjing menggeleng pelan.Ye Qingyun menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara yang lantang dan jernih,“Buddha berkata kepada elang itu: Aku tak tega melihatmu memakan merpati yang tak bersalah, tapi aku juga tak ingin kau mati kelaparan.”Xuanjing tertegun.“Seperti yang dikatakan, Jika aku tidak turun ke neraka, siapa lagi yang akan melakukannya?”“Maka, Buddha mengambil sebuah timbangan, menaruh merpati di satu sisi, lalu memotong daging dari tubuhnya sendiri untuk diletakkan di sisi lainnya.”Wuuusss!Begitu mendengar ini, semua orang di tempat itu terdiam kaget.Dalam sekejap, seluruh tempat menjadi sunyi senyap.Hanya terdengar beberapa kali suara napas terhenti karena keheranan.Xuanjing seperti disambar petir—seluruh tubuhnya membeku.Sementara para biksu di bawah panggung, termasuk Huikong, benar-benar terguncang batinny

“A-apa ini... jalan agung yang begitu luas dan tanpa batas?”Xuan Jing benar-benar terkejut.Saat ini, dia merasa seperti seekor semut kecil di bawah hamparan bintang di langit malam.Semakin ia menatap bintang-bintang itu, semakin ia merasakan betapa kecil dan tak berartinya dirinya.Seluruh tubuh Xuan Jing bergetar hebat.Ye Qingyun melihat si biksu tua itu gemetar begitu rupa, dan tak bisa tidak merasa khawatir.“Jangan-jangan si biksu tua ini lagi kejang?”“Andai dia tiba-tiba pingsan di sini, jangan-jangan aku yang disuruh tanggung jawab nanti?”Ye Qingyun tidak berani bersuara memanggilnya.Takut kalau ia berseru terlalu keras, malah bikin biksu itu langsung ‘pergi’ ke nirwana.Setelah waktu yang cukup lama berlalu—Xuan Jing akhirnya tersadar dari keterkejutannya menatap “langit berbintang” itu.Ia terpaku menatap Ye Qingyun, kemudian perlahan meletakkan bidak catur di