“Aku… Pft—!”Pemuda itu, yang sejak awal melangkah masuk dengan dada terangkat dan keyakinan tak tergoyahkan, pada akhirnya hanya mampu memuntahkan segumpal darah dari mulutnya. Syok yang menghantam dirinya seperti palu besi. Kakinya melemas. Pandangannya bergetar menatap kenyataan tragis yang tersaji di depan mata.Ruangan yang ia bayangkan sebagai ruang temaram penuh harum bunga dan ranjang mewah, ternyata hanyalah ruang kosong dingin, tanpa perabotan, tanpa penerangan yang layak—hanya dinding batu pucat. Dan di dalamnya…Puluhan pria.Tampan, rupawan, berotot, lembut, eksotis—semua ada. Berbaris, duduk, meratap, mengeluh. Semuanya sama seperti dirinya: datang dengan harapan menjadi pria istimewa di mata Sang Dewi Musim Semi, lalu berakhir menjadi tawanan harapan palsu.“Ruangan ini sangat dingin…”
Last Updated : 2025-11-27 Read more