All Chapters of SURA, PANGERAN TERBUANG: Chapter 191 - Chapter 200

Desir angin dingin melintas di antara pepohonan raksasa Hutan Kegelapan, membawa aroma lembap tanah dan sisa energi sihir yang brutal. Di tengah suasana gelap itu, suara Dewi Chan Si terdengar lirih namun tegas:"Aku sendiri yang akan menjelaskan mengenai segel Raja Iblis kepada para immortal…"Nada suaranya mantap, seolah ia sedang meneguhkan tekad terakhirnya sebelum menerima konsekuensi apa pun yang akan datang. Di hadapannya, Yan Shi menatap dengan raut wajah cemas dan bingung.Dewi Chan Si kemudian menunjuk pada tubuh He Sura yang tertidur."Untuk He Sura… dia adalah kasus yang berbeda. Dia bukan iblis, tapi juga bukan immortal. Auranya kacau, tidak bisa dipahami. Dan ketika dia bisa saja membunuh kita, dia memilih menyelamatkan kita."Ucapan itu membuat mata Yan Shi membelalak.Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehnya kini ter

Di suatu tempat gelap di dalam Hutan Belantara — Hutan Kegelapan yang tak tersentuh cahaya — para Utusan Dewa dan kaum Immortal berdatangan satu per satu. Langkah mereka cepat, waspada, dan penuh tekanan.Tap… Tap… Tap… Tap…Satu demi satu sosok muncul setelah menerima sinyal titik berkumpul. Udara di sekitar mereka terasa lebih berat daripada sebelumnya — seolah hutan ini sendiri sedang menunggu tragedi berikutnya.“Bagus… semua sudah berkumpul,” ujar pemimpin mereka, wanita tua bermantel gelap dengan suara dalam. “Tempat ini paling aman. Monster yang berkeliaran di sekitar sini lebih sedikit.” ujarnya dengan suara yang sedikit berbisik agar musuh yang ada di sekitaran mereka yang dapat membahayakan mereka kapan saja, tidak menyadari keberadaan mereka.Ia menarik napas panjang sedikit lega.“Sekarang aku akan menyampaikan temuan terbaru.”Tatapannya menyapu seluru

Dengan tekad yang bulat dan menggunakan seluruh keberanian dan kekuatan yang ia miliki. Yan Shi memberanikan dirinya untuk berdiri dan bergerak sembari berucap dengan perasaan putus asa "Semuanya.... Maafkan aku karena tidak bisa berkelana bersama kalian lagi...!"(Aku harus menggunakan tubuhku di sini untuk memata-matai kekuatan asli dari musuh kita!)(Menjalani Kontribusiku yang Terakhir.... Hidup Kerajaan Immortal.....)Seketika Yan Shi (dalam tubuh He Sura) terkejut dan matanya terbelalak menoleh ke arah pria itu.ROOARH........Laki-laki itu tiba-tiba berubah menjadi monster kadal hijau berkaki empat bertangan enam, dalam mode tempurnya ia bergerak maju dan berencana mengulur waktu untuk memberitahukan posisi sang Raja Iblis pada team yang lain, agar segera berkumpul menaklukkan sang Raja Iblis Surgawi.Sembari berubah dan mengamuk dengan suara menggelegar dengan niat memberitahukan titik koordinat, ia bergumam "Katakan sesuatu untuk membuatmu kehilangan lapisan kulit...!""Hei t

Sang Guru terkejut luar biasa. Matanya terbelalak lebar melihat pemandangan yang berdiri kokoh di hadapannya. Raja Iblis Surgawi Tua—Tu Shi—makhluk yang tak dapat dibunuh oleh ras dewa dan hanya bisa ditekan serta disegel di Jurang Abyss, kini hanya tersisa sebagai mayat kering berupa tulang belulang yang duduk seperti patung raksasa.“Ini… Raja Iblis Surgawi Tu Shi…? Dia benar-benar bisa dibunuh…?” gumamnya, tak percaya pada apa yang disaksikan kedua matanya.Tubuhnya bahkan tak bisa merespon balik keterkejutan itu dan pikirannya penuh dengan rasa penasaran yang begitu mendalam.“Siapa… siapa yang mampu melakukan hal sehebat dan seseram ini…?”Glek—Ia menelan ludah sendiri. Rasa takut bercampur merinding menjalari tubuhnya hingga menusuk ke tulang.(Raja Iblis Surgawi Tu Shi terlahir dari ketakutan dan kebencian dunia. Bahkan para dewa tidak bisa membunuhnya…)(Ras dewa surgawi terkuat pun hanya mampu menekannya dan menyegelnya…)Melihat gurunya membeku dan kebingungan, Dewi Chan Si

Sambaran petir yang meledak di pusat arena menyapu seluruh panggung kompetisi seperti badai surgawi yang mengamuk. Para warrior dari berbagai klan iblis tidak mampu menghindarinya; sebagian terpental jauh dan menghantam dinding arena hingga mengeluarkan darah, sementara sebagian lainnya memaksa diri untuk tetap berdiri, berjuang melawan rasa sakit yang menembus tulang dan merobek daging mereka.Di balik kepulan asap tebal yang menggulung naik, muncul siluet seseorang—berambut panjang, bertubuh tegap, dan memancarkan aura mengerikan yang membuat bulu kuduk siapa pun berdiri. Baek Jie, yang sebelumnya terjerat rantai hitam, kini justru merasakan ketakutan yang jauh lebih besar dibandingkan saat ia disiksa. Meski rantainya telah benar-benar hancur, tubuhnya justru membeku tanpa bisa ia kendalikan.…..!!Tatapan Baek Jie melebar. Ia mengenali aura itu. Dua tanduk besar yang membelok ke belakang, tubuh kekar yang memancarkan kegelapan surgawi, dan tekanan yang mengguncang jiwa—semuanya per