Riuh tepuk tangan di taman kampus perlahan mereda, berganti dengan bisik-bisik yang berlari lebih cepat dari angin.Dalam hitungan menit, seluruh kampus tahu: Ketua BEM, Bisma Ardha, baru saja ditolak mentah-mentah oleh Nawang Wulan.Sore itu, sepanjang koridor fakultas hanya ada satu nama yang disebut-sebut: Nawang Wulan si Ratu Pasar.Sebagian kagum karena keberaniannya, sebagian lain mencibir karena dianggap sombong.Dan di tengah semua suara itu, Nawang berjalan dengan kepala tegak, walau dadanya sesak. Ia tidak menyesal menolak Bisma, tapi ia tahu... hidupnya di kampus tak akan tenang setelah ini.Begitu sampai di depan kelas, Nora sudah menunggunya.Tangan terlipat di dada, wajah tersenyum, tapi matanya menusuk.“Nah, akhirnya muncul juga si Ratu Pasar kita,” katanya manis, tapi nadanya seperti racun yang dibungkus madu.Nawang berhenti. “Kamu mau apa, Nor?”“Wah, galak banget sekarang. Dulu kamu nggak begini, lho.” Nora melangkah pelan mendekat, disusul Raisa dan Nadia di belak
آخر تحديث : 2025-10-30 اقرأ المزيد